Pada proses penjemuran, biasanya pisang akan dihurung atau dikerubuti binatang kecil-kecil yang suka dengan aroma makanan/buah-buahan manis yang di masyarakat Banjar disebut dengan bari-bari.
Sedangkan lirik Nang mana batis kutung, dikitip bidawang ini sebenarnya untuk menakut-nakuti kakanakan atau anak-anak yang suka mengambil pisang masak yang lagi dijemur.Â
Bidawang adalah sejenis kura-kura air tawar/bulus yang mempunyai gigi sangat tajam. Habitat hidup mereka di rawa dan sungai-sungai yang juga menjadi tempat anak-anak mandi berenang. Bila menggigit, biasanya tidak akan pernah dilepaskan jika belum putus, termasuk ketika mengigit jari-jemari. Hi....!!! Makanya jangan mengambil pisang yang dijemur ya!
Anak Pipit, lagu ini bercerita tentang adab/bagaimana cara kita bermuamallah atau berhubungan dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya, terutama binatang. Tapi bisa juga istilah "anak pipit" ini dimaknai sebagi simbol dari rakyat kecil yang harus dilindungi.
Uma Abah, lagu dengan setting sosial masyarakat Banjar pahuluan yang "sawah ladangnya" adalah rawa/sungai ini berkisah tentang bakti seorang anak kepada kedua orangtuanya yang susah payah mencari nafkah dengan malunta atau menjaring ikan.
Sapu Tangan Babuncu Ampat, lagu dengan nada rancak ini berisi petuah terkait cara bermuamallah dengan sesama manusia atau hablumminannas. Hati-hati kalau mau berbicara, karena luka dihati akibat ucapan tidak akan mudah untuk disembuhkan dan Jangan memelihara dendam karena dendam hanya akan memperpendek umur.
Sangu Batulak, lagu ini berisi petuah urang tua bahari (orang-orang tua jaman dahulu) bagi siapapun yang ingin bepergian (batulak). Bekal terbaik untuk bepergian adalah mulailah semuanya dengan Bismillah, melangkahlah dengan kaki kanan terlebih dahulu dan selanjutnya bertawakal hanya kepa Allah, SWT.
Lagu ini bisa juga dimaknai, sebagai petuah untuk mempersiapkan bekal amal dan iman terbaik guna perjalanan panjang kita semua di akhirat kelak.
Pambatangan, lagu ini menceritakan kisah hidup pambatangan atau orang-orang banua bahari yang bekerja memilirkan batangan kayu dari hulu Sungai Barito menuju kota-kota lain di hilir sampai muara Sungai Barito.
Upaya kreatif radja untuk melestarikan lagu-lagu daerah Banjar sekaligus memperkenalkannya ke level nasional melalui proyek album Journey to Banjar ini sudah selayaknya mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah Kalimantan Selatan. Semoga kreatifitas radja Banjar ini, kedepannya menjadi inspirasi positif bagi upaya pelestarian budaya oleh radja-radja lain dari seluruh Indonesia. Semoga!
dari Mahligai, Banjar, Kalimantan Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H