Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Yuk, Lihat Maskot Asian Games 2018 Langsung ke Habitatnya!

5 Agustus 2018   16:37 Diperbarui: 6 Agustus 2018   05:28 1914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) (Foto : inigresik.com)

Gelaran pesta olahraga bangsa-bangsa Asia edisi ke-18, ASIAN GAMES 2018 yang diselenggarakan di Palembang dan Jakarta tanggal 18 Agustus -2 September 2018 yang mengusung tema "Energi Of Asia" ini, memilih tiga satwa langka dan dilindungi endemic Indonesia sebagai maskotnya.  Ketiga satwa tersebut adalah Burung Cenderawasih Kuning Besar(Paradisaea Apoda), Rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) dan Badak Jawa/Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus).

Terpilihnya ketiga satwa diatas menjadi maskot ASIAN GAMES 2018, tentu bukan sebuah kebetulan.  Kalau diperhatikan, diantara ketiga satwa diatas dihubungkan oleh benang merah yang sama, yaitu sama-sama terancam punah dari muka bumi.

Pada laman resmi milik panitia disebutkan, ketiga satwa diatas merupakan representasi dari filosofi Bhinneka Tunggal Ika, kalimah sakti yang sampai hari ini menjadi sumber inspirasi sekaligus energi terbaik dari persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia yang dibangun dari keberagaman dalam kesatuan. Inilah roh dari "Energi Of Asia" yang ingin digaungkan Indonesia kepada bangsa-bangsa Asia dan dunia melalui ASIAN GAMES 2018. Agar lebih mudah diingat nama masing-masing maskot di ambil dari akronim tiga suku kata dalam "sesanti" Bhinneka Tunggal Ika tersebut, yaitu  Bhin Bhin (Bhinneka), Atung (Tunggal) dan Kaka (Ika).

Ide cerdas yang patut diapresiasi! Sambil menyelam minum air mungkin peribahasa yang tepat untuk menggambarkan strategi jitu diatas. Dipilihnya tiga satwa tersebut menjadi maskot, selain menjadi representasi keberagaman dari Indonesia sebagai bagian terpenting dari Energi Of Asia, juga menjadi media kampanye "gratis" bagi mendunianya keberadaan hewan-hewan eksotis endemic Indonesia yang memang layak menjadi "perhatian dunia"tersebut.

Penasaran juga dengan ketiganya!? Lihat langsung ke habitatnya yuk...

Bhin Bhin (Grafis : Intisari)
Bhin Bhin (Grafis : Intisari)
Bhin Bhin

Karakter maskot Bhin Bhin yang lucu ini diadaptasi dari burung Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea Apoda) sebagai presentasi dari strategi, karena si-cantik ini juga dikenal dengan kepintarannya lho! Selain itu, fakta habitatnya yang berada di hutan dataran rendah dan perbukitan di bagian barat daya pulau Papua dan pulau Aru, otomatis mewakili kecantikan, keindahan serta eskotisnya wilayah Indonesia timur.

Dalam penampilannya sebagai maskot ASIAN GAMES 2018,  Bhin Bhin didandani pakai rompi motif suku Asmat dari Papua yang juga tak kalah cantiknya.  Sudah kebayangkan, kombinasi penampilan yang dari asalnya memang sudah cantik didandani pakai akasesoris yang cantik pula…!? Woooow!

Burung Cendrawasih yang oleh masyarakat Papua, dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur termasuk kepulauan Aru, Papua Nugini dan Australia timur-utara ini terdiri atas 14 genus dan sekitar 43 spesies. Hebatnya, dari sekitar 43 spesies ini 30-an spesies diantaranya hanya bisa ditemukan di seputar Papua Indonesia.


Ciri-ciri "burung surga" (bird of paradise) yang satu ini secara umum adalah berwarna coklat marun dengan mahkota berwarna kuning. Di bagian leher berwarna hijau zamrud dan di area dadanya didominsi warna cokelat kehitaman.

Pada burung jantan, berukuran relatif besar dengan ukuran panjang rata-rata 40-an cm, dihiasi bulu-bulu panggul yang besar dan menjuntai dengan warna kuning yang cantik, selain itu juga punya sepasang ekor kawat yang panjang. Untuk burung betina, umumnya berbulu cokelat marun dan tidak mempunyai garis.

Karena keindahan konfigurasi warna dan tekstur bulunya, meyebabkan si burung surga ini mempunyai nilai komersil yang sangat tinggi, sehingga banyak diburu oleh manusia baik untuk dipelihara ataupun untuk diawetkan sebagai hiasan yang mahal dan mewah.

Tingginya perburuan liar di alam tanpa upaya penangkaran yang seimbang serta ruang habitat asli berupa hutan dataran rendah dan perbukitan yang seharusnya menyediakan sumber makanan berupa biji-bijian dan serangga-serangga kecil semakin menyempit akibat perkebunan dan pemukiman, menjadi ancaman yang sangat serius bagi kelestarian burung cendrawasih di alam.

Karenanya, pemerintah merasa perlu untuk membuat regulasi terkait upaya perlindungan terhadap si-burung surga dari kepunahan yang tertuang dalam UU No-5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya dan PP RI No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea Apoda) (Foto : pacebro.com)
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea Apoda) (Foto : pacebro.com)
Ada beberapa kisah menarik yang mungkin belum banyak diketahui msyarakat, terkait si-burung surga yang satu ini,

Pertama, Terkait penamaan ilmiah Paradisaea apoda yang berarti burung surga tanpa kaki. Istilah apoda dalam bahasa Latin berarti tanpa kaki. Carolus Linnaeus, memberi nama belakang apoda pada nama ilmiah Cenderawasih Kuning Besar karena pada awal perdagangannya di Eropa, produk awetan burung ini dikirim tanpa kaki karena sudah dipotong oleh masyarakat pribumi. Hal ini menyebabkan salah paham, masyarakat Eropa pada saat itu mempercayai, burung cenderawasih memang tidak memiliki kaki dan selalu terbang tidak pernah menyentuh tanah sampai mati, karena burung ini adalah pengunjung dari surga yang melayang-layang di udara.

Kedua, Pada tahun 1909-1912, William Ingram mencoba untuk menyelamatkan si-burung surga ini dari kepunahan akibat perburuan dengan cara melakukan inroduksi atau memasukkan suatu jenis hewan atau tumbuhan ke dalam satu habitat yang baru di pulau Tobago Kecil di Karibia. Sayang, proses introduksi ini hanya bertahan sampai tahun 1958 saja.

Rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) (Grafis : Intisari)
Rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) (Grafis : Intisari)
Atung

Karakter maskot Atung diadaptasi dari seekor Rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) sebagai presentasi dari kecepatan, karena satwa endemic di Pulau Bawean sekitar 150 km lepas pantai Kota Gresik, Jawa Timur ini terkenal dengan kelincahan dan larinya yang super kencang. Atung merupakan representasi dari keragaman Indonesia di wilayah tengah.

Dalam penampilannya sebagai maskot ASIAN GAMES 2018,  Atung mengenakan sarung dengan motif tumpal khas Betawi atau DKI Jakarta. Meskipun pakai sarung, kegesitan dan larinya si Atung dijamin tidak akan terganggu kok…

Rusa Bawean merupakan binatang langka asli Indonesia yang habitat aslinya hanya di Pulau Bawean, pulau kecil di laut Jawa atau lepas pantai Gresik yang daratannya berbukit-bukit dengan ketinggian 400-646 m dpl. Pulau yang didominasi oleh vegetasi semak-semak lebat ini masih masuk bagian dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur.  

Populasi Rusa Bawean di habitat aslinya saat ini sungguh mengkhawatirkan. Menurut data BKSDA Jawa Timur, tahun 2016 populasinya tinggal 303 ekor tersebar di berbagai lokasi hutan dan semak-semak lebat berbukit-bukit, ciri khas Pulau Bawean yang secara keseluruhan luasnya mencapai 196.3 km2.

IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) organisasi internasional yang bergerak untuk stratifikasi konservasi sumber daya alam di dunia yang berpusat di Gland, Switzerland ini, melalui IUCN Red List sejak tahun 2008 memasukkan Rusa Bawean dalam kategori "Kritis" (CR atau Critically Endangered) atau "sangat terancam kepunahan".


Selain itu CITES(Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam sebagai perjanjian internasional antarnegara yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota IUCN tahun 1963, juga mengategorikan spesies Rusa Bawean sebagai "Appendix I", artinya Rusa Bawean termasuk spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.

Rusa Bawean pertama kali diidentifikasi pada tahun 1845 sebagai  Hyelaphus Kuhlii. Sayangnya, setelah periode ini tidak ada catatan resmi terkait keberadaan Rusa Bawean.  Catatan tertua yang ditemukan adalah data tahun 1934 yang menyebutkan bahwa gangguan terberat habitat rusa Bawean, selain karena perburuan oleh manusia akibat paceklik di tahun 1948 dan serangan anjing hutan/anjing liar, sebenarnya terjadi karena proses deforestasi akibat penanaman Pohon jati (Tectona garandis) di lahan bekas hutan Pulau Bawean dan celakanya terulang kembali sekitar tahun 1960-an ketika hutan yang tersisa kembali ditebang untuk ditanami pohon jati.

Sementara itu, survei dari September 1977 - Mei 1979, dilaporkan bahwa populasi rusa Bawean pada saat itu antara 200-400 ekor. Berangkat dari hasil survei inilah akhirnya beberapa kawasan di Pulau Bawean seluas 3.831,6 hektar sejak 1979 dijadikan Suaka Margasatwa (SM)

Secara morfologi, ciri-ciri umum Rusa Bawean adalah sebagai berikut, warna bulu dominan cokelat, tinggi untuk jantan berkisar antara 60-70 cm, panjang ekornya 20 cm, panjang dari kepala dan tubuh 140 cm. Dengan tubuhnya yang "mungil", Rusa Bawean terkenal sebagai pelari yang ulung. Bobot dewasa 50-60 kg. Pejantannya memiliki tanduk bercabang tiga yang dapat tumbuh sepanjang 25-47 cm. Tanduk ini dipergunakan pejantan untuk menarik perhatian betina ketika musim kawin dengan cara bertarung dengan rusa jantan lainnya.

Rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) (Foto : inigresik.com)
Rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) (Foto : inigresik.com)
Rusa Bawean termasuk satwa nocturnal atau hewan yang aktif bergerak pada malam hari, antara pukul 17.00 sampai pukul 21.00 dan mulai menurunkan aktifitasnya pada pukul 02.00 dini hari sampai pukul 05.00 pagi. Pada siang hari rusa Bawean biasanya menghabiskan waktu untuk beristirahat.

Mengingat, populasinya yang sangat rendah dan area sebaran yang juga sangat terbatas, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai upaya riil untuk melindungi Rusa Bawean dari kepunahan. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Upaya konservasi terus dilakukan oleh BKSDA Jatim selaku pengelola Cagar Alam dan Suaka Margasatwa pulau Bawean dengan tujuan untuk tetap mempertahankan populasinya di alam, antara lain dengan kegiatan inventarisasi dan pembinaan habitat, operasi terhadap perburuan satwa liar dan gangguan hutan serta penyuluhan terhadap masyarakat disekitar kawasan.

Sejak tahun 2003, terletak di kawasan perbukitan di Pudakit Barat, Kecamatan Sangkapura, berdiri penangkaran rusa yang dikelola oleh BKSDA Jawa Timur. Di lahan seluas sekitar 4 hektar itu, Rusa Bawean di kembang biakkan secara intensif.

Badak Jawa/Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus) (Grafis : intisari)
Badak Jawa/Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus) (Grafis : intisari)
Kaka

Karakter maskot Kaka diadaptasi dari seekor Badak Jawa/Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus). Satwa endemic di Ujung Kulon, Banten yang dujuluki sebagai satwa mamalia paling langka di dunia ini mempunyai data morfologi Berat badan antara 900 – 2.300 kg, dengan panjang badan 2 – 4 meter dan tinggi 1.7 meter. Maka wajar jika si-Kaka di presentasikan sebagai kekuatan.

Pada aksinya sebagai maskot ASIAN GAMES 2018, si-Kaka tampak gagah dengan padupadan pakaian dengan motif bunga khas Palembang, Sumatera Selatan.

Secara mrfologi, berikut ciri-ciri badak Jawa,

1.Cula kecil dengan panjang sekitar 25 cm untuk badak jantan sementara badak betina hanya memiliki cula kecil atau tidak sama sekali.

2.Berat badan antara 900 – 2.300 kg, dengan panjang badan 2 – 4 meter dan tinggi 1.7 meter.

3.Berwarna abu-abu dengan tekstur kulit yang tidak rata dan berbintik.

4.Badak jantan mencapai fase dewasa setelah 10 tahun, sementara betina pada usia 5 sampai 7 tahun dengan masa mengandung selama 15 – 16 bulan.

5.Bagian atas bibirnya meruncing untuk mempermudah mengambil daun dan ranting.


Bila dibandingkan dengan si-Bhin Bhin dan si-Atung, si-Kaka alias si-Badak Jawa ini kondisinya paling mengenaskan. Meskipun, badak Jawa dilindungi sejak 1931 di Indonesia dan diperkuat dengan penetapan Ujung Kulon di barat daya pulau Jawa sebagai taman nasional sejak 1992. Spesies yang di alam liar hanya menyisakan 50 ekor ini diklasifikasikan sebagai sangat terancam (critically endangered) dalam IUCN red list. Begitu juga status sebagai "Appendix I" yang dikelurakan oleh CITES untuk si-Kaka. Semua status peringatan ini tentu menjadi peringatan keras menyusul kenyataan Badak Jawa di Vietnam yang telah dinyatakan punah.

Konon, dulu badak Jawa pernah hidup hampir di semua gunung-gunung di Jawa Barat, sampai ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut. Sayang karena kecilnya angka pertumbuhan yang maksimal hanya 1% per-tahun, minimnya keragaman genetis dan habitat alam yang terdegradasi menyebabkan populasi Badak Jawa terus mengalami kemerosotan dari tahun ke-tahun.  

Memasuki tahun 1967 hingga 1978, situasi mulai berubah, populasi Badak Jawa meningkat hingga dua kali lipat setelah upaya perlindungan Badak Jawa dilakukan dengan ketat dengan dukungan dari berbagai elemen. Situasi ini semakin membaik,  karena penegakan hukum yang efektif oleh otoritas taman nasional yang diiringin dengan inisiatif-inisiatif seperti Rhino Monitoring and Protection Unit (RMPU) serta patroli pantai, sehingga sejak tahun 1990-an jarang bahkan hampir tidak ditemukan kasus perburuan liar badak Jawa.

Badak Jawa/Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus) (Foto : inilah.com)
Badak Jawa/Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus) (Foto : inilah.com)
Bhin Bhin, Atung dan Kaka bukan maskot biasa, mereka bukan sekedar boneka pelengkap kemeriahan atau bahkan hanya simbol keberuntungan dari event ASIAN GAMES 2018 yang diselenggarakan di Palembang dan Jakarta. 

Mereka benar-benar ada dan Mereka harus  bertarung untuk tetap ada! 

Mari bersama mereka kita sukseskan ajang ASIAN GAMES 2018 sekaligus meyelamatkan masa depan kehidupan mereka!

Merekalah sumber energy of Asia yang sebenarnya! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun