Untuk eksotisme kekayaan budaya Papua, sekilas bisa dilihat dari banyaknya suku dan sub suku yang mendiami wilayah yang masuk bagian Indonesia (Bagian timur Papua, masuk negara Papua New Guinea), yaitu sekitar 266 suku dan sub suku. Diantara sekian banyak itu yang paling terkenal adalah suku asmat yang terkenal dengan karya patungnya yang unik dan khas, suku amungme dan suku dani. Masing-masing suku tentu mempunyai pola hidup, seni, budaya termasuk bahasa yang berbeda-beda yang sudah pasti menjadi kekayaan non benda yang sangat layak untuk diapresiasi dan dieksplorasi lebih jauh.
Raja Ampat, Pintu Masuk Strategis Pariwisata Papua Â
Jujur, sebagai bagian bagian dari masyarakat Indonesia, sampai detik ini saya masih juga terheran-heran dengan fenomena kemunculan Raja Ampat yang mendunia. Sebagai daerah baru hasil pemekaran yang lahir di wilayah Indonesia timur yang jauh dari pusat pemerintahan, relatif minim dari publikasi media, apalagi untuk urusan pariwisata di level apapun! Tentu pencapaian Raja Ampat ini sangat layak di apresiasi dan yang terpenting adalah menangkap spirit sekaligus pelajaran berharga bagi semua pihak atas pencapaian keberhasilan yang mungkin "tidak disangka-sangka" itu.
Apa isi pesan itu? Kalau Raja Ampat bisa bertransformasi sekaligus meng-upgrade diri menjadi icon pariwisata nasional bahkan internasional, artinya daerah lain seharusnya juga bisa! Itulah spirit dari pesan keberhasilan Raja Ampat menjadi icon baru pariwisata di Indonesia dan dunia. Â
Khusus untuk Papua dan untuk Indonesia secara umum, Eksotisme konfigurasi alam dan budaya di Raja Ampat bisa dijadikan sebagai pintu masuk, untuk memperkenalkan sekaligus menjual ragam eksotisme alam serta berbagai produk sosial dan budaya endemik khas papua yang sangat luar biasa, baik dari sisi estetikanya maupun dari ragam jenisnya. Bagaimana Papua? Bagaimana Indonesia? Siap bekerja keras dan cerdas untuk menyongsongnya? Â
Berbicara tentang Papua, memang tidak akan pernah ada habisnya. selain potensinya di segala bidang yang memang luar biasa besar, masih minimnya akses informasi tentang Papua secara detail dan juga mahalnya ongkos transportasi (baca : infrastruktur) untuk menuju papua, menjadi alasan mengapa kemilau mutiara di timur Indonesia ini masih belum terlihat maksimal.
Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menambah terang kemilau mutiara di timur Indonesia ini?
Secara teknis, popularitas Raja Ampat merupakan modal besar sekaligus pintu masuk strategis bagi pariwisata di Papua. Hanya saja, itu tidak akan cukup untuk membawa berbagai potensi keunikan Papua menjadi raksasa destinasi wisata berkelas dunia.Â
Untuk memoles mutiara bernama Papua agar bias kemilaunya lebih terang dan terpancar ke seluruh dunia, memang memerlukan besutan tangan dingin, kebesaran hati, kesungguhan dan keseriusan semua  stakeholder, mulai dari pemerintah pusat sampai daerah, masyarakat Papua dan semua organisasi  apapun bentuk dan platform-nya yang beroperasi dan terlibat dalam pembangunan di Papua.Â