Jalur darat  yang kita tempuh memang sebagian besar sudah beraspal, bahkan sebagian besar jalanan ditengah hutan perawan tak berpenghuni ini sebenarnya aspal hitam yang mulus alias hotmix. Hanya saja, di sepanjang jalan yang lebih banyak melintasi perbukitan dengan hutan lindung di sekelilingnya menyebabkan sepanjang jalan yang kami lalui layaknya mengendarai roller coaster di tengah hutan. Bergelombang, tanjakan, turunan dengan tingkat kecuraman sedang, luar biasa, sampai yang super ekstrem plus kelokan dengan variasi tikungan biasa sampai hampir berputar 180 derajat dengan lengkung putar yang relatif sempit, belum lagi di sebelah kiri atau kanan sebagian besar adalah jurang-jurang menganga dengan kedalaman sampai puluhan meter yang tidak jarang terkombinasi dengan badan jalan yang tinggal 1/3-nya saja, karena longsor. Wooooooooe! Sereeeeeem! Tapi memang inilah yang harus kami lalui, alam liar Kalimantan yang masih perawan dan sangat menantang bagi para petualang seperti kami, semua risers.
Bertemu dengan medan perjalanan seperti diatas, tentu bukan mainan para Kompasianers sehari-harinya, untuk itulah diperlukan sebuah manajemen perjalanan yang jitu oleh semua peserta agar semua bisa berjalan lancar dan selamat sampai tujuan. Disinilah diperlukan kesegaran fisik, komunikasi, kerjasama dan kekompakan tim secara riil. Â Â
Tentang nyali, skill mengemudi dan pengetahuan tentang otomotif, khususnya produk Datsun Go Panca yang kita kendarai juga menjadi bekal penting yang tidak bisa kita tinggalkan.Â
Satu hal lagi yang menjadikan even Kompasiana Blog Trip - Datsun Risers Expedition seri Kalimantan sebagai  the  best moment bagi saya adalah pengalaman bertemu sekaligus bercengkerama dengan semua orang hebat yang terlibat dalam even ini. Bertemu dengan mereka merupakan sebuah kesempatan emas yang sangat langka! Dari mereka saya bisa belajar banyak hal.Â
Dari sisi official dan crew, semua yang terlibat baik dari Kompas - Kompasiana, media peliput maupun dari pihak Datsun, semuanya merupakan orang-orang terhebat di bidangnya, sedangkan dari sisi peserta, tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ketika saya tidak hanya sekedar bisa bersua dengan  penulis-penulis hebat Kompasiana dengan latar belakang profesi dan keahlian mumpuni masing-masing yang sangat luar biasa, sebut saja Ustad Fajar Muchtar, Ustad Arif Khunaifi, Kang Arul, Kang Syaifuddin Sayuti, Bang Gapey Sandy, Pak Khun, Kang Rahab Ganendra, Mas Satto Raji, Kang Nanang  Diyanto, Mas Rizki Dwi Rahmawan dan Mas Shendy Adam. Dari mereka saya bisa sharing dan belajar banyak tentang berbagai hal, tidak hanya tentang seluk beluk dunia tulis menulis saja tapi juga komunikasi, fotografi, videografi, reportase, otomotif termasuk cara mengakali ketika di kejar oleh deadline ketika nggak ada jaringan internet....ha...ha...ha...! Hayo gimana caranya?
Selamat ulang tahun ke 8 untuk Kompasiana! Semoga semakin mendunia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H