Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tekad Kota Banjarmasin, Membangun Infrastruktur Ramah Lingkungan, Berbasis (Budaya) Sungai

29 Juni 2016   01:56 Diperbarui: 29 Juni 2016   02:24 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar terapung, salah satu produk budaya sungai khas Banjarmasin

Fakta era baru pembangunan infrastruktur di Banjarmasin ini sejalan dengan tekad presiden Joko Widodo yang menggagas pola pembangunan infrastrutur Indonesia sentris yang lebih menekankan konsep pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, dengan prioritas utama pada daerah-daerah yang mempunyai potensi riil dan spesifik di sektor ekonomi, wisata dan bidang lainnya dengan tujuan untuk menggerakkan investasi, meningkatkan produktivitas dan daya saing  yang diharapkan akan memunculkan kantong-kantong ekonomi baru di daerah yang diharapkan bisa ikut berperan pemeratakan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia, khususnya di luar Jawa.

Mengutip dari isi pidato pelantikan Presiden Joko Widodo tahun 2014  yang lalu, ada sebaris kalimat menggelitik yang pantas untuk diapresiasi lebih jauh. 

“Bahwa kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk” 

Khusus untuk Kalimantan Selatan, khususnya lagi untuk Kota Banjarmasin kalimat dalam pidato Presiden "Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk" diatas, sepertinya menemukan momentumnya! Tapi kalau di Kalimantan Selatan, khususnya Kota Banjarmasin kalimat diatas perlu ditambah "Kita telah terlalu lama memunggungi sungai!" Iya kan Pak?

Barisan rumah memunggungi sungai Kerukan, Jlan Jafri Zam-Zam, Banjarmasin
Barisan rumah memunggungi sungai Kerukan, Jlan Jafri Zam-Zam, Banjarmasin
Gagasan Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dengan konsep strategi Indonesia Sentris, jelas memberi harapan besar bagi pembangunan daerah di luar Jawa, termasuk Kalimantan Selatan dan Kota Banjarmasin. Harapan besar Kota Banjarmasin untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi sebuah Kota Maju dan cantik sesuai dengan spesifikasinya sebagai Kota Sungai jelas semakin terbuka lebar. Seharusnya sih,  tinggal menunggu waktu untuk menjadi kenyataan!?

Kesamaan visi dan misi membangun antara pusat dan daerah (di luar Jawa) melalui strategi pembangunan  Indonesia Sentris, tentu memberikan peluang sinergi strategis yang akan memberikan dampak pembangunan yang luar biasa bagi perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat daerah di luar Jawa. Inilah yang sebenarnya kita tunggu-tunggu selama ini! 

Peta sebaran Kota Pusaka Banjarmsin (Grafis : tataruang,banjarmsinkota.go.id)
Peta sebaran Kota Pusaka Banjarmsin (Grafis : tataruang,banjarmsinkota.go.id)
Gebrakan sinergitas pemerintah pusat untuk ikut serta berperan dalam membangun Banjarmasin, diawali dengan penetapan Kota Banjarmasin sebagai salah satu kota pusaka (Kota yang mempunyai warisan budaya baik dalam bentuk benda maupun bukan benda) di Indonesia pada tahun 2015 yang lalu, bersama 10 (sepuluh) kota lain di Indonesia, seperti Kota Banda Aceh, Sawah Lunto (Sumatera Barat), Palembang (Sumatera Selatan), Semarang (Jawa Tengah), Bogor (Jawa Barat), Yogyakarta, Karangasem (Bali), Denpasar (Bali) dan Bau-bau (Pulau Buton, Sulawesi Tenggara). Khusus untuk Kota Banjarmasin ditetapkan sebagai Kota Pusaka dengan tematik utama sungai dan dinamika budaya masyarakatnya.  

Penetapan Kota Pusaka oleh pemerintah pusat dalam Program P3KP (Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka) ini, bertujuan untuk terciptanya Kota Pusaka berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi penduduknya dengan “Quality of Space” yang seimbang dan memadai dengan harapan bisa memberikan “Quality of Life” yang labih baik secara maksimal bagi masyarakat kota.

Keunikan budaya sungai Masyarakat Banjar (Video : You Tube/kaekaha)

Dengan masuknya Kota Banjarmasin sebagai salah satu Kota Pusaka di Indonesia, diharapkan adanya kontribusi serius, nyata dan maksimal terutama dari pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam menjaga, melestarikan dan sekaligus memberdayakan semua aset warisan budaya di Kota 1000 sungai secara baik dan benar untuk kesejahteraan dan kemaslahatan bersama. Hal ini tentunya sangat relevan dengan grand design dan tekad besar Kota Banjarmasin yang ingin menjadikan Kota Banjarmasin sebagai Kota Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata berbasis budaya sungai. 

Berikut daftar 9  kawasan Kota Pusaka Banjarmasin, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun