Berdasarkan pengalaman, menurut Pak Ohir, untuk rawa-rawa dengan kedalaman sampai 50-70cm biasanya dihuni ikan sapat, sapat siam, emas dan papuyu/ betok dengan ukuran maksimal sebesar 3-4 jari orang dewasa. Sedangkan untuk rawa yang lebih dalam jenis ikanya bisa lebih beragam  seperti haruan (Channa striatus) /tauman (Channa micropeltes), patin (Pangasius pangasius), sapat siam (Trichogaster pectoralis) dll dengan ukuran yang biasanya relatif lebih besar.
Memanen ikan dari alat perangkap (Video : You tube/kaekaha)
Kebetulan sore ini, Pak Ohir sengaja hanya memanen ikan dari beberapa alat perangkap ikan yang ditaruh di rerimbunan koloni tanaman kangkung dengan kedalaman rawa antara 40-70cm saja. Benar saja keterangan Pak Ohir, dari perangkap yang dipasang kami memang hanya mendapatkan beberapa jenis ikan rawa dangkal seperti  ikan sapat (Trichogaster trichopterus), sapat siam (Trichogaster pectoralis), emas (Cyprinus carpio) dan papuyu/ betok (Anabas testudineus) dengan ukuran paling besar seukuran 3 jari orang dewasa, tapi jumlahnya lumayan banyak, rata-rata hampir 1kg per/perangkapnya.Â
Uniknya, Pak Ohir ternyata melepaskan kembali anak-anak ikan yang ikut terperengkap alat jebakannya, dengan alasan biar tumbuh besar dulu dengan makanan alami. Wooooow.....
Di musim kemarau, rawa-rawa dangkal yang sekarang kami jelajahi biasanya kering kerontang, bahkan di beberapa bagian biasa dijadikan lapangan bola oleh masyarakat sekitar. sedangkan ikan-ikan yang tersisa biasanya akan mengikuti aliran air yang biasanya menuju rawa dalam.
Inilah salah satu kearifan lokal guna menjaga keberlangsungan hidup ekosistem rawa lebak di Banjarmasin dan Kalimantan Selatan secara umum. Sehingga ketika musim penghujan, ketika rawa-rawa lebak mulai ditanami padi maka ikan-ikan akan kembali membanjiri rawa-rawa dan siap untuk di panen kembali oleh Pak Ohir dan masyarakat lainnya.
Kesahajaan alam yang telah dan selalu memberi dan menyediakan kehidupan untuk kita, seharusnya menjadi contoh bagi kita semua untuk bersikap lebih arif dan bijaksana pula dalam memanfaatkan semua yang disediakan oleh alam dengan tetap menjaga kelestarian dan keseimbangannya.Â
Salam hijau, salam lestari dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan! Yuk, jalan-jalan asyik ke Banjarmasin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H