3. Jika strategi pada point 2 diatas tetap tidak bisa memberikan kontribusi pada elemen S (tabungan) atau ada tapi tidak terlalu signifikan, berarti  harus segera melangkah pada threatment berikutnya, yaitu dengan mencari penghasilan tambahan.
Misalkan :
Di Banjarmasin banyak pencari ikan atau biasa disebut bubuhan paunjunan(Kelompok Pemancing), yang setelah mendapatkan ikan haruan (ikan gabus/kutuk) berbagai ukuran langsung dijual ke pengepul, mungkin polanya harus dirubah. Bila hasil melimpah jangan dijual semua, sebagian di keringkan dan yang masih kecil-kecil bisa dibesarkan dalam keramba. Bagus lagi, jika ikan haruan yang didapat dijual dalam bentuk olahan jadi atau masak, sehingga memberi nilai/harga yang lebih tinggi.
Untuk kondisi B :
Sebenarnya kurang lebih sama diawalnya, mungkin akan berbeda pada threatment lanjutannya. Berikut deskripsinya
1. Pada tahap awal, mindset atau pola pikir tentang konsep hidup, khususnya perencanaan keuangan (menabung) harus di setting ulang. Logika umumnya, sebagai manusia normal, untuk menjalankan sunatullah sebagai manusia tentu kita harus berpikir lebih jauh dari langkah kita sekarang. Kita harus menata dan mempersiapkan masa depan kita dengan perencanaan sebaik mungkin sebagai bagian dari ikhtiar kita. Selebihnya biar Tuhan yang memberikan jalan takdirnya.
Kalau metode amplop sudah berjalan secara konsisten dan dalam periode tertentu mulai terlihat ada hasil apalagi hasil yang signifikan, biasanya akan memberikan kepuasan dan biasanya lagi akan memacu untuk lebih efektif dan efisien dalam menjalani hidup dan kehidupan. Sampai pada tahap ini, lebih bagus lagi jika dana tabungan yang ada dikembangkan lagi melalui berbagai instrument investasi atau bisa juga untuk berwirausaha sesuai dengan minat, keahlian atau kemampuan yang dimiliki.
Menabung, dalam bentuk uang, emas atau barang dan bahan pokok sejatinya sudah menjadi kebiasaan atau budaya masyarakat kita sejak dulu. Salah satu buktinya adalah adanya petuah dari paniniandiatas. Bukti lebih konkrit kita bisa melihat keberadaan lumbung padi di desa-desa yang sampai sekarang masih banyak yang eksis atau juga kotak perhiasan untuk menyimpan emas bagi para saudagar-saudagar jaman dulu dan mungkin yang paling sering kita lihat adalah berbagai bentuk celengan yang sejak kecil tentu sudah akrab dengan kita. Ada yang berbentuk ayam jago, burung, buah-buahan, bahkan ada juga yang berbentuk rumah-rumahan. Celengan jaman dulu selain bentuknya yang unik, bahan pembuatnya juga macam-macam, mulai dari keramik kaolin, tanah liat, seng, plastic sampai kayu atau bambu. Unik ya….!?