Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Mohon... Jangan Naik Haji Lagi!

31 Januari 2016   14:59 Diperbarui: 8 Juni 2021   20:10 1846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Bir Ali tempat mengambil Miqat (Foto : Koleksi Pribadi)

Sedangkan kajian dari sisi yang lain, seperti batasan usia minimal/maksimal pandaftaran dan saat pelunasan BPIH serta alasan kesehatan karena kondisi atau penyakit tertentu yang secara medis dianggap membahayakan ketika harus menjalani ritual haji, juga masih belum bisa diputuskan atau difatwakan sampai sekarang. Begitu juga, kajian terkait usulan dan wacana pendaftaran haji dengan sistem buka tutup dengan teknis satu tahun dibuka dan lima tahun ditutup masih terus ditampung guna dikaji lebih mendalam.

Jabal Rahmah (Foto : Koleksi Pribadi)
Jabal Rahmah (Foto : Koleksi Pribadi)
Disisi lain, antrean panjang yang terjadi memang tidak serta merta menimbulkan gejolak sosial di kalangan umat Islam. Karena konteks berhaji adalah ibadah maka sebagian besar umat Islam calon jamaah haji memahami masalah ini juga dari konteks ibadah, yaitu sebagai ujian! Ujian kesabaran menunggu panggilan atau undangan dari Allah SWT.

Hanya saja, permasalahannya akan berbeda jika kelak dikemudian hari muncul tindakan-tindakan pragmatis tidak bertanggung jawab, demi memanfaatkan situasi ini yang dilakukan oleh oknum-oknum calon jamaah haji bekerjasama dengan pemangku kebijakan yang tidak bertanggung jawab, misal : indikasi adanya penyerobotan nomor urutan yang ditengarai sudah mulai sering muncul di daerah-daerah dengan berbagai modus. Masih ingat kan, menurut teori kriminologi munculnya tindakan kejahatan karena adanya peluang, kesempatan dan niat pelaku. Inti kendalinya ada pada peluang,sementara kesempatan dan niat bisa mengekor dibelakang. Semoga tengarai ini hanya rumor semata, sebagai salah satu bagian upaya mengingatkan semua pihak yang terkait dan berkepentingan dengan cara yang berbeda!

Lantas, apakah situasi ini dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya ikhtiar dari pemerintah dan pihak-pihak terkait? Menidaklanjuti PERMENAG No.29 Tahun 2015, Pasal 8 ayat 1, yang mengatur pengendalian haji berulang, diperlukan konsistensi dan pengawasan yang melekat mengingat kemungkinan lost controlmasih ada. Sebisa mungkin pemerintah juga harus menjalin komunikasi efektif secara intensif dengan berbagai Ormas Islam dan haji, seperti Muhamadiyah, NU, Persis termasuk IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) untuk lebih aktif mensosialisasikan PERMENAG No.29 Tahun 2015, Pasal 8 ayat 1 sekaligus membumikan Sunnah Rasul tentang kewajiban berhaji yang hanya satu kali seumur hidup kepada semua anggota, simpatisan dan seluruh umat Islam di Indonesia.

Melempar Jumfah (Foto : Muslim.or.id)
Melempar Jumfah (Foto : Muslim.or.id)
Bagi umat Islam yang mempunyai dana lebih, dan berpikir bahwa umur "tidak berbau" akan lebih memilih ibadah umrah dulu untuk menuntaskan kerinduan dan hajat beribadah mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad SAW, dengan menapaktilasi Risalah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS, sambil menunggu datangnya giliran panggilan berhaji dari Allah SWT.

Sementara yang lainnya harus bersabar menunggu undangan Allah SWT, karena ibadah haji tidak hanya domaindari dimensi lahiriyah,kemampuanuangdan kesehatan semata, tapi juga urusan hati. Tautan hati akan kerinduan kepada-Nya berikut nikmat luar biasa yang bisa dirasakan ketika melaksanakan ibadah hajilah yang membuat militansi  jamaah calon haji akan muncul sehingga akan melakukan apapun untuk mengapainya,termasuk menunggu puluhan tahun lamanya.

suasana wukuf di Arafah (Foto : travelhajidanumrah.com)
suasana wukuf di Arafah (Foto : travelhajidanumrah.com)
Inilah warna-warni pelangi pengantar Ibadah haji khas ala Indonesia! Ketika ritual suci peribadatan paling spesial bagi umat Islam ini harus bersentuhan dengan aspek sosio culture, ekonomi, politik dan ego manusia. Sangat-sangat menggemaskan! Untuk itulah, mohon ..... jangan naik haji lagi, Pak Haji dan Bu haji! karena bisa makan hak orang. Berikan kesempatan kepada saudara-saudara kita yang lain yang wajib berhaji, biar ikut merasakan nikmatnya bersentuhan dengan nikmat-nikmat Allah yang hanya ada dalam waktu dan tempat spesial. Wallahu a’lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun