Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dalu Nuzlul Kirom (GMH) : Sebuah Gerakan Inspiratif, Yuk Ubah Wajah "Malam" Gang Dolly

26 Januari 2016   02:31 Diperbarui: 26 Januari 2016   07:05 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Melukis Harapan, Melukis Masa Depan Gang Dolly & Jarak

(Foto : melukisharapan.org)

 

Selayang Pandang Hegemoni Gang Dolly

Siapa yang tak tahu Gang Dolly? Sebuah gang legendaris yang konon di Mancanegara lebih dikenal daripada nama Kota yang menjadi "pemilik-nya", Surabaya? Yaaaah, posisinya kurang lebih sama dengan Pulau Bali dengan Negara Indonesia-lah.....

Sekedar flashback, Gang Dolly dikenal luas sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara! ck...ck...ck.....! Disebut-sebut "mengalahkan" lokalisasi Pat Pong di Bangkok Thailand dan Geylang di Singapore, sudah beroperasi berpuluh-puluh tahun lamanya, bahkan ada yang mengatakan sejak jaman penjajahan Belanda. Hal ini merujuk dari penamaan lokalisasinya Gang "Dolly" yang jelas-jelas bukan nama asli Indonesia. Menurut beberapa sumber nama Dolly di ambil dari nama Dolly Van De Mart, yaitu seorang perempuan keturunan Belanda yang pertama kali membuka wisma dengan segmen pelanggan utamanya tentara Belanda yang bertugas di Indonesia. Sudah barang tentu saat itu didalam wisma berisi wanita-wanita cantik pilihan "kelas" bule.

 

Peta Lokasi Markas Gerakan Melukis Mimpi

(Foto : melukisharapan.org)

Sebenarnya yang disebut-sebut Gang Dolly bukan gang seperti namanya tapi sebuah jalan raya Putat Jaya. Secara Administratif masuk wilayah kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya, 'Kota Pahlawan" yang juga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur. Letaknya yang "strategis" di tengah-tengah Kota Surabaya, menjadikan lokalisasi yang satu ini dianggap sebagai "duri dalam daging" oleh banyak kalangan, walaupun tidak sedikit juga yang mengatakan "tidak ada durinya kok dalam daging di Gang Dolly.....!!!" ha...ha...ha....terserahlah! Sehingga pro dan kontra keberadaan Gang Dolly seperti bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Kota Surabaya sampai saat ini meskipun sudah ditutup oleh Walikota Surabaya. Itulah fenomena Gang Dolly yang di caci tapi kadang juga ngangeni. ngangeni....!?

Dikenal sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, semasa jayanya Gang Dolly mempunyai beberapa keunikan yang khas....

pertama, kalau siang hari kita melewati Jalan Putat Jaya yang dikenal dengan Gang Dolly ini, kita seperti melewati jalan biasa layaknya jalan-jalan lain di Kota Surabaya. Pada siang hari aktifitas warganya tampak normal seperti biasa, tidak ada perbedaan yang mencolok. Ter-kamulase? Bisa iya, bisa tidak karena lokalisasi "Gang Dolly" ini memang menyatu dan berbaur dengan kehidupan masyarakat. Suasana berbeda akan terlihat ketika sore atau malam menjelang!

kedua, wanita-wanita "pekerja" yang "bekerja" di Gang Dolly biasanya ditempatkan atau dipajang dalam sebuah "akuarium"! Sebutan untuk ruang berkaca terang yang bisa dilihat oleh siapapun yang melewati gang ini. Walaupun tetap ada sebagian yang berdiri dijalanan. Kalau malam relatif lebih mudah untuk membedakan mana wanita "pekerja" dan mana yang bukan. Biasanya ditandai dengan gaya dandanan dan pakaian yang dikenakan ( ada yang mengatakan tergantung kelasnya!)

ketiga, Gang Dolly bisa dikatakan lengkap! Karena semua hiburan malam untuk laki-laki dewasa semua kelas tersedia (ada catatan sebuah LSM yang mengatakan 30% "pekerja" wanita di sini masih dibawah umur....naaaah lhooo!).

Tapi semua cerita diatas sudah lewat! Fenomena kebesaran Gang Dolly sekarang benar-benar telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan Kota Surabaya. Walikota perempuan pertama Kota Surabaya Tri Rismaharini-lah yang mengubah arah sejarah Gang Dolly. Tepat tanggal 18 Juni 2014, Gang Dolly resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya dan dinyatakan terlarang untuk kegiatan dan aktifitas seputar prostitusi. (Sebagai catatan: Sekian puluh tahun Walikota Surabaya di jabat oleh laki-laki, tidak satupun yang "berani" menyentuh Gang Dolly. Alih-alih "menyentuhnya" dulu Gang Dolly justru sempat diwacanakan menjadi destinasi wisata resmi oleh pemerintah Kota Surabaya....wooooow! Kira-kira bentuk plesirannya seperti apa ya....?).

Memang tidak mudah untuk sekedar "menutup" Gang Dolly, Karena memang banyak kepentingan yang ada didalamnya! Tidak hanya masalah sosial dan ekonomi saja, Gang Dolly juga sering dijadikan komoditas politik khususnya di level internal Kota Surabaya. Maklum saja, karena di masa jayanya dalam semalam perputaran uang di Gang Dolly mencapai 1 - 2 Milyar! Ck..ck...ck...ck.

 

Gerakan menuju Kampoeng Harapan

(Foto : melukisharapan.org)

Melukis Mimpi Untuk Gang Dolly & Jarak

“Ketika segala sesuatu runtuh berantakan, kita dapat merancang ulang, mencetak ulang dan membangun ulang.”

(Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian 2006)

Beberapa bulan sebelum penutupan lokalisasi Gang Dolly, Di surabaya muncul berbagai gerakan dan aktifitas masyarakat yang mewakili kepentingan masing-masing, baik yang pro atau mendukung penutupan maupun yang tidak mendukung penutupan lokalisasi Gang Dolly. Mereka yang mendukung penutupan, beralasan bahwa keberadaan Gang Dolly melanggar syariat agama dan etika masyarakat Indonesia, serta bermaksud untuk menyelamatkan mental dan kejiwaan anak-anak di lingkungan Gang Dolly dari dampak dan pengaruh negatif lingkungan lokalisasi. Ada pula misi untuk menyelamatkan wanita yang terjebak di pusaran hitam lokalisasi Dolly. Sedangkan kelompok yang menolak, memiliki beberapa alasan logis kenapa mereka menolak penutupan lokalisasi. Dari sisi ekonomi, ada kekhawatiran sumber penghasilan masyarakat akan hilang jika Dolly ditutup. Dari segi kesehatan, dikhawatirkan terjadi penyebaran penyakit HIV AIDS yang lebih luas jika aktivitas prostitusi tidak lagi terlokalisir.

Kampanye Gerakan Melukis Harapandengan tagline bahasa Suroboyoan "Golek Bolo"/mencari saudara (seperjuangan)

(Foto : melukisharapan.org)

 

Dengan caranya masing-masing mereka berupaya memobilisasi kekuatan  dan membangun opini kepada masyarakat, bagaimana seharusnya memberdayakan gang Doliy dan semua elemen yang ada di dalamnya. Dari pihak yang dengan lantang menyatakan pro atau mendukung penutupan lokalisasi Gang Dolly adalah sekelompok pemuda–mahasiswa Surabaya yang diprakarsai oleh mantan Presiden BEM ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya) Dalu Nuzlul Kirom , ST. Mereka bergerak untuk memantapkan langkah pemkot Surabaya menutup lokalisasi Gang Dolly dan akan mengawal secara penuh rehabilitasi semua elemen Gang Dolly pasca penutupan, karena mereka meyakini menutup Gang Dolly saja tidak akan pernah bisa menyelesaikan kompleksitas problematika sosial seputar "Gang Dolly" secara tuntas. Untuk itulah, dibawah komando seorang  Dalu Nuzlul Kirom , ST., mereka masuk dan terlibat secara langsung dalam merancang, mencetak dan membangun ulang peradaban Gang Dolly yang diharapkan lebih bermartabat, dengan mendirikan organisasi nirlaba dengan nama  Yayasan Melukis Harapan dan mereka menamakan aktifitas gerakan mereka dengan "Gerakan Melukis Harapan"

 

 Maklumat Gerakan Melukis Harapan

(Foto : melukisharapan.org)

Berikut konsep pola pikir dan kerja "Gerakan Melukis Harapan", yang ditulis langsung oleh Dalu Nuzlul Kirom , ST. selaku pendiri sekaligus Ketua Yayasan dalam rilis resmi laman situs Yayasan Melukis Harapan,

Gerakan Melukis Harapan memiliki mimpi menciptakan pembaharuan sosial untuk mewujudkan kesejahteraan umum, sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945.

Pembaharuan sosial yang ingin kami ciptakan bisa dianalogikan sebagai sebuah lukisan yang terdiri atas berbagai warna harapan masyarakat. Aktivitas melukis harapan memiliki tiga unsur utama, yakni Kanvas, Kuas, dan Pelukis.

Pertama, kanvas. Kanvas adalah masyarakat yang mengalami permasalahan sosial, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan atau lainnya. Permasalahan masyarakat dalam setiap daerah berbeda-beda, begitu pula kondisi budaya masyarakatnya. Masyarakat pertama yan g ingin dilukis oleh Gerakan kami adalah eks lokalisasi Dolly.

Kedua, kuas. Kuas adalah analogi dari nilai-nilai yang kami masukkan untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Nilai-nilai tersebut bisa bersumber dari agama dan budaya Indonesia. Dalam menyelesaikan permasalahan sosial, tidak selalu berfokus pada bidang permasalahannya. Justru yang paling penting adalah memasukkan nilai kesadaran kepada masyarakatnya untuk mau berubah.

Ketiga, pelukis. Pelukis yang dimaksud dalam gerakan ini adalah para pemuda daerah yang mengambil langkah konkrit untuk melukis harapan masyarakat daerahnya. Kami menyebut mereka pelukis harapan. Pelukis harapan adalah pemuda-pemudi yang tercerahkan, yakni mereka yang sadar akan keadaan kemanusiaan, budaya dan permasalahan di masyarakatnya. Kesadaran itu membuat hatinya tergerak untuk menciptakan perubahan masyarakat kearah yang lebih baik.

Dengan demikian, pelukis harapan tidak dilihat dari pendidikan formal-akademis, atau dari pekerjaan mereka, namun dari ukuran kesadaran dan rasa tanggungjawabnya. Pelukis harapan bisa pemuda yang berwirausaha ataupun yang bekerja, mereka yang mahasiswa atau sudah wisuda, pemuda yang pernah berpendidikan atau bahkan yang tidak pernah sekolah .

Pelukis harapan yang melakukan pembaharuan tidak perlu terdiri atas seluruh pemuda yang dilahirkan dari suatu daerah. Seperti apa yang dikatakan oleh Rhenald Kasali, “Dunia berubah bukan dimulai dari banyak orang tetapi dimulai dari sedikit orang-orang pilihan”. Cukup mereka yang tercerahkan dan kemudian mempengaruhi orang sekitarnya untuk bergerak, yang menjadi para pelukis harapan.

Setelah memiliki kesadaran diri, pelukis harapan juga harus mampu menularkan kesadaran dan semangat perubahan tersebut kepada lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Selain menanamkan semangat perubahan kepada masyarakat, pelukis harapan juga harus menanamkan kesadaran kepada pemuda daerah yang tersebar di seluruh Indonesia, untuk tetap berpartisipasi dalam melukis harapan masyarakat daerahnya. Kontribusi bisa berupa donasi, pikiran, jaringan dan apapun yang dibutuhkan untuk membuat lukisan indah bagi daerahnya. Jadi, belum bisa dikatakan pelukis harapan, manakala yang bersangkutan belum bisa menggerakan pemuda lainnya atau masyarakatnya untuk bersama-sama melakukan perubahan daerahnya ke arah lebih baik.

Inilah Gerakan Melukis Harapan. Dimulai dari aktivitas pengawalan lokalisasi Dolly pasca penutupan, kami menyadari bahwa kesenjangan kesejahteraan antar daerah masih menganga lebar maka kami bermimpi menggapai cita-cita Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan umum.

Disini kami juga belajar menjadi pemimpin yang menyatu dengan rakyat, menjadi cahaya harapan bagi mereka. Pemimpin masa sekarang suka bicara atas nama rakyat, namun sering menyengsarakan rakyat. Bisa jadi masa muda mereka tidak pernah bersentuhan langsung dengan rakyat, apalagi menyelesaikan masalah rakyat. Kelak, jika kami bicara tentang rakyat, kami paham, siapa itu rakyat, apa kebutuhan rakyat. Karena masa muda kami pernah kami abdikan untuk menjadi pelukis harapan rakyat.

Kami bekerja membuat pembaharuan sejarah. Bila upaya itu telah selesai, kami sudah harus siap dengan pembaharuan lainnya. Langkah kami adalah bergerak ke depan, bukan menunggu masa depan menghampiri kami. Bagi kami, satu-satunya cara mengetahui masa depan adalah dengan menciptakannya dalam imajinasi kami, dan dengan izin Allah, kami menggapainya

Surabaya, Oktober 2014

Dalu Nuzlul Kirom, S.T (Pendiri / Ketua Yayasan Gerakan Melukis Harapan)

 ### 

Kampung Harapan sebuah harapanuntuk Eks Lokalisasi Gang Dolly & Jarak

(Foto : melukisharapan.org)

Setelah lokalisasi Gang Dolly benar-benar ditutup tanggal 18 Juni 2014, oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini, pertarungan peradaban di eks lokalisasi Dolly benar-benar terjadi. Memang tidak mudah untuk merubah wajah "malam" Gang Dolly menjadi lingkungan peradaban yang lebih berartabat yang ramah dan kondusif untuk tumbuh kembang mental dan kejiwaan semua elemen didalamnya, terutama anak-anak. Selain masalah zona nyaman yang telah menutup mata hati dan pikiran berpuluh-puluh tahun lamanya, pertempuran kepentingan bermotif rupiah yang ujung-ujungnya adalah urusan perut terus meracuni pola pikir sebagian besar masyarakat Gang Dolly dan pihak-pihak yang berkepentingan didalamnya. Bahkan untuk tetap konsisten pada tekad awal ingin menjadikan wajah Gang Dolly yang lebih bermartabat, tidak hanya nyali dan materi saja taruhannya, tapi juga nyawa! Ingat nyawa taruhannya! Tapi, Kebulatan tekad  Dalu Nuzlul Kirom , ST dengan Yayasan Melukis Harapan yang di besutnya menolak untuk menyerah. Dengan segala keterbatasan dan tekanan dari pihak yang berseberangan tidak menciutkan langkah dan nyali mereka. Tujuan mereka sudah bulat, ingin membantu masyarakat Gang Dolly move on keluar dari zona nyaman berlabel negatif yang berpuluh-puluh tahun menjadi pilihan hidup (tanpa berusaha memilah) mereka dengan menjadikan Gang Dolly dan Lingkungan Jarak sebagai lingkungan wisata edukasi dan kuliner yang lebih bermartabat.

Kegiatan GMH-Mengajar untuk anak-anak Gang Dolly & Jarak

(Foto : melukisharapan.org)

Kebulatan tekad Gerakan Melukis Harapan direalisasikan dengan mengkaji secara detail semua permasalahan mendasar yang menjadi momok masyarakat Gang Dolly untuk move on, berikut peta potensi yang memungkinkan menjadi pilot project mereka untuk mengangkat kembali semangat dan gairah hidup baru semua elemen masyarakat Gang Dolly pasca penutupan, terutama mereka yang berhubungan langsung dengan aktifitas prostitusi (ring 1 dan 2) seperti mantan germo, WTS, penjaga keamanan wisma, pedagang kaki lima, makelar, pedagang makan dan minuman, tukang laundry, tukang becak. Inti permasalahan mereka tidak jauh dari masalah ekonomi berkelanjutan alias penghasilan, disamping permasalahan lain yang mengikutinya. Untuk itulah fokus kerja utama Gerakan Melukis Harapan diawal kiprahnya adalah membangun harapan di sektor pemberdayaan ekonomi dengan memberikan berbagai pilihan pelatihan keterampilan sekaligus praktek usaha UKM yang sesuai dengan situasi dan kondisi sosio kultur riil masyarakat Gang Dolly dan kebutuhan serta permintaan pasar di lingkungan Kota Surabaya dan sekitarnya.

Berikut ini garis besar program kerja Gerakan Melukis Harapan untuk Lingkungan Gang Dolly dan Jarak ( sumber : melukisharapan.org)

1. PENDIDIKAN, Aktifitas :

  • TBM : Taman inspirasi Menghadirkan para profesional/praktisi yang ahli di bidangnya untuk bercerita tentang pengalaman maupun suka duka mereka selama menjalani profesi, serta proses menuju profesi tersebut berdasarkan jenjang pendidikan. TPA Memberikan pembelaran baca dan tulis Al-Qur’an dan ilmu agama Islam sebagai upaya pendampingan adek-adek binaan di daerah Putat Jaya-Dolly dari segi akademis.
  • SAH : Melakukan pendampingan secara akademis, psikologis dan spiritual terhadap anak-anak (Pra Sekolah-Kuliah) di kawasan lokasi Dolly-Jarak yang bersifat berkelanjutan.
  • PAUD : Mendirikan PAUD sebagai sarana pendidikan gratis untuk anak usia dini, karena belum ada PAUD yang layak untuk anak-anak di kawasan Dolly-Jarak.
  • SEKOLAH ORANG TUA : Memberikan materi dan pendampingan parenting secara berkelanjutan kepada orang tua di kawasan Dolly-Jarak
  • SEKOLAH BAKAT : Mengembangkan dan menyalurkan potensinon akademis adik-adik kawasan Dolly – Jarak.
  • GMH MENGAJAR : Melakukan pendampingan belajar secara akademik kepada adik-adik di kawasan Dolly- Jarak2.

2. EKONOMI, tujuan :

  • JANGKA PANJANG
    1. Menciptakan icon wisata baru yang menjadi pusat ekonomi baru di wilayah dolly dan jarak yang dapat dikelola langsung oleh masyarakat
    2. Menyelesaikan permasalahan ekonomi masyarakat dolly dan jarak
    3. Memandirikan ekonomi masyarakat dolly dan jarak
  • JANGKA PENDEK
    1. Melatih masyarakat dolly dan jarak yang berminat bekerja dalam sebuah lembaga atau perusahaan agar dapat memenuhi kualifikasi perusahaan tersebut
    2. Membentuk kelompok-kelompok usaha yang dapat bekerja mandiri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota kelompoknya
    3. Membuka unit usaha yang prospektif dan mandiri sesuai dengan kompetensi masyarakat dan kebutuhan pasar
  • Program ini selain bertujuan untuk menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di Gang Dolly dan Jarak, juga mengubah paradigma ekonomi masyarakat agar tidak lagi menggantungkan kehidupan ekonominya dari aktivitas lokalisasi

3. KESEHATAN, tujuan :

  • Menuntaskan permasalah kesehatan pada masyarakat Surabaya, terutama pada masyarakat terdampak bekas lokalisasi dolly dan jarak.
  • Meningkatkan sikap dan perilaku masyarakat untuk sadar akan budaya kesehatan yang baik dan tepat
  • Memberikan referensi tentang knowledge, attitude, practices (KAP) akan potensi kesehatan untuk masyarakat
  • Memfasilitasi kebutuhan kesehatan masyarakat

4. WANITA HARAPAN, tujuan :

  • Memberikan pendampingan secara intensif kepada wanita harapan untuk bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta iman dan taqwa.
  • Memberikan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan siap kerja serta mengasah bakat potensial bernilai ekonomi.
  • Melakukan tes kesehatan rutin bagi wanita harapan terkait penyakit akibat aktivitas lokalisasi.
  • Membantu meringankan beban ekonomi keluarga wanita harapan dengan beasiswa pendidikan dan santunan yang tepat guna.
  • Dengan aplikasi program, sebagai berikut :
  1. Sahabat Wanita Harapan (Sahira)
    Melakukan pendataan Wanita Harapan dan pendampingan secara intensif dalam 4 bidang (iman dan taqwa, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan). Sehingga Wanita Harapan dapat menjadi individu yang lebih baik dan siap untuk kembali berbaur dengan masyarakat.
  2. Karya Wanita Harapan (Kania)
    Melakukan pelatihan keterampilan, wirausaha, dan asah bakat sesuai minat dari wanita harapan serta melakukan penyetaraan ijazah (kejar paket) sesuai kebutuhan wanita harapan. Melakukan penyaluran pekerjaan sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia serta sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dan keinginan wanita harapan agar dapat berkarya yang bernilai ekonomi

 

Wisma New Barbara ketika dalamtahapan renovasi

(Foto : Merdeka.com)

 

Gayung bersambut, demi melihat kegigihan dan keseriusan anak-anak muda Surabaya di bawah komando Dalu Nuzlul Kirom, ST yang rata-rata usianya dibawah 26 tahun ini, akhirnya Pemkot Surabaya memberikan dukungan penuh kepada Gerakan Melukis Harapan bersama-sama dengan semua elemen yang mendukung penutupan lokalisasi Gang Dolly lainnya. Bukti riil dukungan dari Pemkot Surabaya adalah dengan membeli beberapa aset milik warga/germo yang sebelumnya dijadikan wisma untuk praktek prostitusi. Tidak tanggung-tanggung, Pemkot Surabaya membeli 13 wisma secara bertahap, termasuk wisma New Barbara wisma termegah, termewah dan teramai di Gang Dolly seharga 9 milliar. Bangunan mewah 6 lantai yang tadinya merupakan akuarium untuk memajang para pekerja seks komersil itu dirombak dan dialih fungsikan menjadi wadah bagi aktifitas pemberdayaan masyarakat Gang Dolly, diantaranya untuk tempat berbagai pelatihan UKM dan komputer serta jadi ruang pajang berbagai produk UKM unggulan yang sudah mulai aktif berproduksi.

Wisma New Barbara sekarang menjadi tempat berbagai pelatihan usaha kreatif

(Foto ; Indoforum.top)

Selain itu Pemkot Surabaya juga membangun infrastruktur sosial lainnya guna menambah daya dobrak dan penetrasi Gerakan Melukis Harapan di masyarakat, seperti lapangan futsal, lapangan volley ball, bulu tangkis dan basket yang bisa diakses oleh semua elemen masyarakat Gang Dolly dan sekitarnya. Melihat kerja keras dan kesungguhan semua elemen dalam membangun kembali peradaban Gang Dolly, membuat masyarakat secara perlahan tapi pasti mulai memberi sinyal positif pada berbagai perubahan positif yang terjadi di lingkungannya. Masyarakat Gang Dolly berikut lingkungan Jarak mulai antusias dan ikut bergerak secara aktif membangun mimpi untuk masa depannya. Kesadaran warga untuk ikut ber-metamorphosis merupakan modal besar sekaligus angin segar bagi kerja keras semua elemen pendukung penutupan lokalisasi Gang Dolly, terutama bagi Dalu Nuzlul Kirom, ST dan bolo-bolo-nya dalam Yayasan Melukis Mimpi. Dengan diterimanya Gerakan Melukis Harapan oleh masyarakat tentu akan memudahkan langkah mereka untuk lebih jauh membangun peradaban baru di lingkungan Gang Dolly dan Jarak, seperti yang mereka mimpikan dan cita-ctakan selama ini.

 

Berbagai Kegiatan Gerakan Melukis Harapan untuk anak-anak Gang Dolly & Jarak

(Foto : melukisharapan.org)

Aktifitas pendidikan dan pembelajaran untuk berbagai kalangan di lingkungan Gang Dolly dan Jarak mulai hidup dan tumbuh, mulai anak-anak, remaja, wanita dan para orang tua dengan berbagai program, seperti School of Parenting, Teater Bocah Kawan Kami, Futsal, Taman Pendidikan Al – Qur’an, Bank Sampah dan Pendampingan eks WTS. Tidak hanya itu, sekarang kegiatan usaha ekonomi masyarakat Gang Dolly dan Jarak yang mereka gagas dan prakarsai dengan mendapatkan dukungan penuh dari Pemkot Surabaya mulai menunjukkan perkembangan dan hasil yang siginifikan. Berikut beberapa jenis usaha ekonomi produktif yang mulai tumbuh dan berkembang di Gang Dolly dan Lingkungan Jarak.

 

InspiraTrip, sebuah inovasi cerdas, menjual napak tilas

  (Sumber Foto : Joss Today)

1. InspiraTrip, inspiring tourism yang digagas oleh Gerakan Melukis Harapan mencoba menawarkan trip perjalanan wisata inspiratif ke Kampoeng Harapan untuk menunjukkan perkembangan positif warga eks lokalisasi Gang Dolly dan Jarak (Program wisata napak tilas Gang Dolly dan Jarak yang dikemas dalam sebuah citytour menggunakan becak dengan memberdayakan tukang becak sebagai guide lokal).

Konsep wisata INSPIRATRIP! ini memang terlihat sederhana saja dan masih sangat segmented. Tapi diluar dugaan, menjadi buah bibir di masyarakat Surabaya dan sekitarnya! Respon dan tanggapan masyarakat yang beragam terus bergulir sehingga menjadi sarana promosi gratis yang efektif untuk membangun wacana diskusi terbuka di masyarakat Surabaya. Sehingga kedepan diharapkan bisa mengerucut dan mengkristal menjadi titik temu ideal untuk mengembangkan konsep wisata INSPIRATRIP! GANG DOLLY sebagai wahana wisata sosial budaya berkonsep edukasi baru trademark Kota Surabaya. Kota Pahlawan! Bagaimana ada yang berminat mencoba?

 

Suasana pujasera "Dolliciouis"

(Foto : JPNN)

2. Wisata Kuliner, yang mengambil tema pusat jajanan serba ada (pujasera) dengan nama yang cantik dan menggelitik "dollicious". Menempati bekas tempat pijat plus di Jalan Jarak no. 60, nama dollicious merupakan pelesetan kata delicious alias lezat. Maknanya ingin merubah dari kisah lama yang pahit menjadi kisah baru yang manis. 

Penampilan kemasan Kerupuk Samiler Sami Jali yang cantik

(Foto : IG Sami Jali)

3. Kerupuk Samiler, yaitu camilan sejenis kerupuk berbahan ubi kayu yang ditumbuk/dihaluskan dan diberi bumbu sesuai selera rasa yang diinginkan dan digoreng khas Jawa Timur dengan merek dagang SAMI JALI (Samiler Jarak-Dolly)

(Foto : Merdeka.com)

4. Batik Jarak Arum, yaitu kerajinan batik khas Gang Dolly yang motifnya khasnya berupa proses metamorphosis ulat sampai menjadi kupu-kupu yang cantik yang dikombinasikan dengan elemen daun jarak, sesuai dengan nama daerahnya jarak! Konon ide dan inspirasi terciptanya motif ini tidak lepas dari perjalanan metamorphosis masyarakat Gang Dolly sendiri, berubah dari yang negatif menjadi positif.

4. Home Industri Sandal, Usaha Desain kreatif dan Berbagai usaha rumahan seperti, pembuatan kue, telur asin, nugget, sabun dll

 

Dalu Nuzlul Kirom, ST, Penggagas Gerakan Melukis Harapan

 

Dalu Nuzlul Kirom, ST.

(Foto : Android Center Indonesia)

 

 - Sebuah Perenungan -

Seorang wanita pekerja seks komersial, mencurahkan isi hatinya, “Kalian pikir saya mau bekerja seperti ini? Keluarga saya di desa tidak ada yang tau bahwa pekerjaan saya adalah melayani lelaki hidung belang. Mereka hanya tau bahwa saya sedang bekerja di kota dan mengirimi mereka nafkah setiap bulannya. Di desa tidak ada sumber penghasilan yang mampu mencukupi keluarga saya. Sering batin ini merasa tersiksa”

Curhatan tersebut membawa kami pada sebuah perenungan mendalam. Permasalahan di Dolly hanyalah permasalahan hilir. Hulu permasalahannya adalah kesejahteraan daerah / perdesaan yang kurang terjamin. Dalam perspektif yang lebih besar, di dalam bingkai Negara Republik Indonesia ini, kesenjangan kesejahteraan menganga lebar, antara si kaya dan si miskin, antara perkotaan dan pedesaan.

Republik ini memang sudah berupaya untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan melalui otonomi daerah, dimana pembangunan bersifat desentralisasi, tidak lagi terpusat. Secara politik, kepala daerah dan anggota DPRD dipilih langsung oleh rakyat di wilayahnya. Dalam hal administrasi keuangan, sudah ada pembagian dan pengelolaan keuangan oleh daerah masing-masing.

Namun kesejahteraan masyarakat daerah masih belum terjamin. Angka urbanisasi semakin tinggi. Potensi desa dan daerah yang jauh dari perkotaan tetap tertidur. Belum lagi kasus korupsi yang dilakukan oleh Kepala Daerah di beberapa wilayah, semakin memperparah kesengsaraan rakyat.

Di sisi lain, para intelektual mudanya masih banyak yang apatis terhadap kondisi daerah asalnya. Seusai menuntut ilmu yang tinggi, mereka bekerja jauh dari daerahnya, berorientasi mensejahterakan dirinya. Daerah asalnya hanya dilirik saat mereka sudah tua, sebagai tempat bersantai di akhir usia.

###

Dalu Dolly dan semua pemeneng Wirausahawan Mandiri 2015 berfoto bersama dengan Presiden RI

(Foto : Metrotvnews.com)

Kalimat-kalimat naratif yang bersifat aktual realis inilah yang menjadi dasar seorang Dalu Nuzlul Kirom, ST mempunyai mimpi untuk menjadi pelukis pada media kanvas bernama Gang Dolly dan Jarak dengan membentuk kuas yang kelak diberinya nama Gerakan Melukis Harapan. Darah mudanya terus bergejolak ketika Kota tempat dia lahir dan dibesarkan terus dilanda kegamangan menatap sebuah realitas sosial yang terus menjadi polemik, Gang Dolly dan Jarak! Kawasan prostitusi terbesar se- Asia Tenggara di Surabaya.

Berkat tangan dingin dan kegigihan yang visioner, Dalu Dolly demikian julukan yang diberikan oleh rekan dan kolega Dalu Nuzlul Kirom, ST, sekarang pasca penutupan secara resmi oleh pemerintah Kota Surabaya, eks-Lokalisasi Gang Dolly dan Jarak mulai terlihat berubah dan berbenah dengan tajuk "Kampoeng Harapan". Bersama rekan-rekan seperjuangannya di Yayasan Melukis Harapan yang di dirikannya, secara kolektif mereka terus berusaha menghadirkan inovasi sosial untuk menjadikan eks-Lokalisasi Gang Dolly dan Jarak beserta semua elemen yang ada didalamnya bisa menjalani sebuah kehidupan dalam paradigma baru, lepas dari bayang-bayang prostitusi.

Kegigihan pria kelahiran asli Surabaya, 23 April 1989 ini "tidak hangat-hangat tahi ayam" dan "aji mumpung" dengan mencari popularitas dan keuntungan pribadi ditengah-tengah polemik penutupan Lokalisasi Gang Dolly dan Jarak oleh Pemkot Surabaya. Memang waktu yang akan menguji dan membuktikannya! Tapi kenyataannya, berkat kerja kerasnya bersama rekan-rekan dalam Gerakan Melukis Harapan  dalam usaha merancang , mencetak dan membangun ulang paradigma peradaban baru Gang Dolly dan Jarak, mulai kelihatan hasilnya> DiSurabaya dan sekitarnya siapa yang tidak kenal produk kerupuk Samiler Sami Jali, Batik Jarak Arum, Pujasera "dollicious dan yang terbaru citytour napak tilas Gang Dolly & Jarak berlabel InsapiraTrip : Dolly Tour ?.

 

Usaha Rakyat binaan Gerakan Melukis Harapan

(Foto : melukisharapan.org)

 

Itulah beberapa lukisan Dalu Nuzlul Kirom, ST dan rekan-rekan seperjuangan dalam Gerakan Melukis Harapan pada kanvas bernama Gang Dolly & Jarak yang sudah ada, kedepan mantan Presiden BEM ITS periode 2010-2011 ini melalui Yayasan Melukis Harapan yang didirikannya sudah mempersiapkan berbagai program pemberdayaan lanjutan untuk masyarakat dan seluruh elemen yang ada di dalam kanvas bernama Gang Dolly & Jarak, bersinergi dengan  berbagai pihak yang sejalan dengan mimpinya, membangun peradaban Gang Dolly & Jarak yang lebih bermartabat  secara ekonomi dan sosial. Diantaranya usaha produktif di bidang jasa transportasi, mendirikan wahana belajar serupa museum dan mengintegrasikan semua potensi eduwisata Gang Dolly & Jarak secara utuh.

Bahkan sampai detik ini, Dalu Dolly dan Gerakan Melukis Harapan tidak hanya memberi motivasi dan dorongan untuk berkarya saja, dengan konsisten mereka terus aktif terjun memberikan pendampingan dan pelatihan untuk membantu mempromosikan, mengemaskan sekaligus membantu memasarkan produk-produk masyarakat binaanya dengan memanfaatkan teknologi dan proses marketing modern yang dikuasai, termasuk menjalin relasi dan koneksitas dengan berbagai  kalangan seperti owner dari bukalapak  dan hasilnya.......wooooow keren!

Dalu Dolly dan CEO Bukalapak.com Achmad Zaky

(Foto : IG Sami Jali)

Berkat kegigihannya tersebut, warga Kalikepiting Pompa no 32 B Surabaya ini pernah diganjar penghargaan Kreatif Wirausahawan Mandiri 2015 sekaligus menggondol modal usaha sebesar 200 juta dan terbaru diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara sekaligus mendapatkan modal usaha langsung dari Presiden RI tersebut sebesar 100 juta. Semua modal usaha yang diterimanya digunakan untuk memompa putaran roda bisnis yang sudah ada di Gang Dolly dan Jarak untuk lebih memantapkan keyakinan dan kemandirian masyarakat binaan mereka akan masa depan yang lebih berwarna dan menjajikan kehidupan yang lebih layak lagi.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT! begitulah cara Dalu Dolly atau Dalu Nuzlul Kirom, ST, memotivasi diri sendiri dan semua orang yang ada di sekitarnya untuk bangkit, move on dan melawan semua hambatan dalam diri sendiri untuk maju dan berhasil menjadi pribadi sukses. Demikian juga untuk program Gerakan Melukis Harapan di kanvas bernama Gang Dolly & Jarak yang sedang di kerjakannya. Masih banyak lubang dan celah kekurangan yang harus segera ditutup untuk mencegah masuknya kembali virus-virus negatif yang bisa merusak tatanan peradaban baru yang sedang dibangun. Dalu Dolly menyadari kekurangannya itu. Sehingga dengan segala kerendahan hatinya dia tetap meminta pertolongan kepada Allah SWT agar cita-cita dan harapannya untuk membantu memberikan harapan baru kepada semua elemen Eks Lokalisasi Gang Dolly & Jarak, melalui Gerakan Melukis Harapan yang dibesutnya diberikan jalan kemudahan dan kemanfaatan secara maksimal.

Untuk itu, Dalu Dolly dan semua rekan yang tergabung dalam Gerakan Melukis Harapan tetap menerima dengan tangan terbuka berbagai bantuan tidak mengikat dari semua elemen masyarakat dalam berbagai bentuk, ide/gagasan, tenaga sukarelawan, materi donasi dan semua hal yang bisa menjadi manfaat untuk saudara-saudara kita di lingkungan Eks Lokalisasi Dolly dan Jarak. Anda berminat?

Terima Kasih, Sami Jali

(Foto : melukisharapan.org)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun