###
(Foto : Metrotvnews.com)
Kalimat-kalimat naratif yang bersifat aktual realis inilah yang menjadi dasar seorang Dalu Nuzlul Kirom, ST mempunyai mimpi untuk menjadi pelukis pada media kanvas bernama Gang Dolly dan Jarak dengan membentuk kuas yang kelak diberinya nama Gerakan Melukis Harapan. Darah mudanya terus bergejolak ketika Kota tempat dia lahir dan dibesarkan terus dilanda kegamangan menatap sebuah realitas sosial yang terus menjadi polemik, Gang Dolly dan Jarak! Kawasan prostitusi terbesar se- Asia Tenggara di Surabaya.
Berkat tangan dingin dan kegigihan yang visioner, Dalu Dolly demikian julukan yang diberikan oleh rekan dan kolega Dalu Nuzlul Kirom, ST, sekarang pasca penutupan secara resmi oleh pemerintah Kota Surabaya, eks-Lokalisasi Gang Dolly dan Jarak mulai terlihat berubah dan berbenah dengan tajuk "Kampoeng Harapan". Bersama rekan-rekan seperjuangannya di Yayasan Melukis Harapan yang di dirikannya, secara kolektif mereka terus berusaha menghadirkan inovasi sosial untuk menjadikan eks-Lokalisasi Gang Dolly dan Jarak beserta semua elemen yang ada didalamnya bisa menjalani sebuah kehidupan dalam paradigma baru, lepas dari bayang-bayang prostitusi.
Kegigihan pria kelahiran asli Surabaya, 23 April 1989 ini "tidak hangat-hangat tahi ayam" dan "aji mumpung" dengan mencari popularitas dan keuntungan pribadi ditengah-tengah polemik penutupan Lokalisasi Gang Dolly dan Jarak oleh Pemkot Surabaya. Memang waktu yang akan menguji dan membuktikannya! Tapi kenyataannya, berkat kerja kerasnya bersama rekan-rekan dalam Gerakan Melukis Harapan dalam usaha merancang , mencetak dan membangun ulang paradigma peradaban baru Gang Dolly dan Jarak, mulai kelihatan hasilnya> DiSurabaya dan sekitarnya siapa yang tidak kenal produk kerupuk Samiler Sami Jali, Batik Jarak Arum, Pujasera "dollicious dan yang terbaru citytour napak tilas Gang Dolly & Jarak berlabel InsapiraTrip : Dolly Tour ?.
Â
Usaha Rakyat binaan Gerakan Melukis Harapan
(Foto : melukisharapan.org)
Â