Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(Final) Adu Nyali dengan Datsun Go+Panca, Menggali Potensi, Menebar Inspirasi untuk Negeri

23 Januari 2016   23:15 Diperbarui: 23 Januari 2016   23:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin mendekati Kota Tanjung Redeb, hutan hujan tropis Kalimantan yang menyegarkan mata perlahan-lahan menghilang berganti dengan pemukiman dan perkampungan rumah penduduk yang rata-rata terbuat dari kayu dengan desain arsitektur dan ornamen khas adat dayak yang sudah dimodifikasi. Setelah sekian lama melaju menyusuri jalanan, akhirnya sekitar jam 20.30 WITA rombongan Datsun Risers Expedition mulai memasuki Kota Tanjung Redeb dan akhirnya kami memilih menginap si salah satu hotel terbaik di Kota yang berjuluk Kota Sanggam itu Hotel Swara Cantika. Angka speedometer mobil kami saat itu menunjukkan angka 8698 artinya total jarak yang telah ditempuh para risers dari Samarinda menuju Tanjung Redeb adalah sejauh 366 km dengan waktu tempuh total sekitar 13 jam.

Angka meter jarak tempuh Kelay - Tanjung Redeb

(Foto : Koleksi Pribadi)

 

Lelah memang lelah, tapi saya pribadi dan semua para risers sangat bangga dengan pencapaian kami bersama Datsun Go+ Panca menjelajahi Pulau Kalimantan untuk etape 1, Samarinda-Tanjung Redeb dengan sukses tanpa terjadi insiden apapun. Datsun Go+ Panca memang jaminan mutu di kelasnya.

Budayakan, Berwisata Cerdas!

Dari tiga tempat wisata utama yang dikunjungi para risers Rumah adat Dayak Miau Baru, Pulau Derawan dan Pulau Kakaban, ada beberapa catatan penting bagi kita semua yang peduli dengan kelestarian dan pengembangan pariwisata di Indonesia, khususnya di Pulau Kalimantan.

- Mengangkat Eksotisme Rumah Adat Dayak Miau Baru -

Rumah adat dayak, Lamin Miau Baru

(Foto ; Koleksi Pribadi)

Rumah adat Dayak Miau Baru, atau warga setempat menyebutnya Lamin (Maaf...untuk yang cowok, jangan bisakan mengajak lawan jenis anda berwisata ke sini dengan mengatakan " Ayo kita main kexxxxx...ya! he...he...he....nanti kena sensor!) . Sebenarnya sangat potensial menjadi destinasi wisata unggulan seperti rumah adat serupa di Desa Adat Dayat Pampang di Samarinda Utara. Detail ornamen khas Suku Dayak baik pada motif ukiran maupun art printing-nya begitu indah dan sangat rapi. Begitu juga tonggak-tonggak sapundu dengan motif ukiran yang tak kalah cantiknya di depan bangunan yang berdiri kokoh sejak ratusan tahun silam merupakan bukti dari kolektifitas semangat masyarakat Dayak untuk menjaga dan merawat budayanya yang luar biasa eksotis.

Tapi sayang, keindahan, kelokan dan pesona budaya yang begitu berharga tampak kurang terawat, terutama untuk masalah kebersihan baik didalam ruangan maupun lingkungan sekitar yang tidak dijaga. Didalam ruangan, disana-sini tampak terlihat sarang laba-laba dan debu yang terlihat mulai menebal, sedangkan diluar ruangan sampah yang berserakan sangat mengganggu view rumah lamin yang begitu eksotis. Kedepan, harapan saya semua pihak terkait terutama warga desa adat Miau Baru bisa lebih maksimal menjadikan rumah lamin ini sebagai aset untuk menjadikan desa mereka sebagai destinasi pariwisata unggulan tidak hanya untuk Kalimantan tapi untuk Dunia! D

engan terus menjaga dan merawatnya secara maksimal. Sedangkan untuk pemangku kebijakan, seperti Kedinasan Daerah terkait bisa memberikan pembinaan lebih intensif dan terarah demi menjadikan Desa Adat Miau Baru sebagai destinasi Wisata kelas wahid untuk mendatamngkan kesejahteraan dan kemakmuran warga setempat dan Kalimantan Timur secara umum. Pesan saya kepada pihak swasta, terutama DATSUN sebagai pabrikan otomotif yang telah terbukti sangat peduli dengan pariwisata Kalimantan, tentunya akan lebih bagus lagi seandainya DATSUN bisa menjadikan Desa adat Miau Baru sebagai anak asuh binaan, demi mengangkat potensi besar pariwisata desa adat ini ke jalur yang baik! Bagaimana Datsun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun