Mohon tunggu...
Kadir Ruslan
Kadir Ruslan Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS di Badan Pusat Statistik. Mengajar di Politeknik Statistika STIS. Sedang belajar menjadi data story teller

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menerawang Masa Depan Indonesia, Raksasa yang Sedang Tidur

21 November 2017   15:07 Diperbarui: 10 Desember 2017   16:28 2938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, kita tidak perlu berkecil hati karena seiring dengan perekonomian Indonesia yang terus tumbuh secara stabil, jumlah mahasiswa internasional asal Indonesia dipastikan akan terus bertambah di masa yang akan datang.

Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia sejatinya adalah raksasa yang sedang tidur. Hanya soal waktu, negeri ini akan menjadi salah satu pemain kunci di kancah ekonomi global. Alasannya sederhana, kita memiliki semua potensi yang dibutuhkan untuk itu. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk besar yang didominasi oleh kelompok usia produktif (antara 15 dan 65 tahun) hingga beberapa dekade mendatang adalah di antaranya.

Saat ini, Indonesia sedang menikmati bonus demografi yang ditandai dengan komposisi penduduk yang didominasi kelompok usia produktif. Hal ini merupakan potensi  besar yang bila dikelola secara optimal bakal menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Sumber: lihat catatan kaki
Sumber: lihat catatan kaki
Tidak mengherankan jika hasil proyeksi yang dilakukan oleh sejumlah lembaga internasional menunjukkan bahwa masa depan ekonomi Indonesia sangat cerah di masa mendatang. Sebuah laporan yang dipublikasikan oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) beberapa waktu yang lalu, misalnya, memperkirakan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian nomor lima terbesar di dunia pada 2030 setelah Amerika Serikat, China, India, dan Jepang.

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksikan bakal mencapai  US$5,424 triliun pada 2030. Saat itu,  populasi Indonesia yang termasuk kelas menengah diperkirakan bakal mencapai 135 juta orang. Patut dicatat bahwa semua ini didasarkan pada asumsi yang boleh dibilang relatif moderat, misalnya angka pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5-6 persen per tahun. Padahal Indonesia sejatinya memiliki potensi lebih besar dari itu.

Sumber: McKinsey
Sumber: McKinsey
Pendek kata, Indonesia saat ini tengah berada pada jalur yang tepat untuk menjadi negara maju. Kita hanya perlu sedikit bersabar dan terus menjaga momentum. Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan harus terus dipacu melalui investasi dan industrialisasi (diversifikasi ekonomi). Dengan demikian, perekonomian Indonesia kedepan tidak lagi bergantung pada sektor primer atau ekspor komoditas.

Birokrasi yang tidak efisien dan korupsi yang  mengakibatkan kebocoran anggaran negara serta mahalnya ongkos pembangunan juga harus terus diberantas. Pada saat yang sama, investasi sumber daya manusia (human capital) di bidang pendidikan dan kesehatan harus menjadi prioritas. Karena hanya dengan itu, manfaat dari bonus demografi dapat dimaksimalkan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun