Namun, kita tidak perlu berkecil hati karena seiring dengan perekonomian Indonesia yang terus tumbuh secara stabil, jumlah mahasiswa internasional asal Indonesia dipastikan akan terus bertambah di masa yang akan datang.
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia sejatinya adalah raksasa yang sedang tidur. Hanya soal waktu, negeri ini akan menjadi salah satu pemain kunci di kancah ekonomi global. Alasannya sederhana, kita memiliki semua potensi yang dibutuhkan untuk itu. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk besar yang didominasi oleh kelompok usia produktif (antara 15 dan 65 tahun) hingga beberapa dekade mendatang adalah di antaranya.
Saat ini, Indonesia sedang menikmati bonus demografi yang ditandai dengan komposisi penduduk yang didominasi kelompok usia produktif. Hal ini merupakan potensi  besar yang bila dikelola secara optimal bakal menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksikan bakal mencapai  US$5,424 triliun pada 2030. Saat itu,  populasi Indonesia yang termasuk kelas menengah diperkirakan bakal mencapai 135 juta orang. Patut dicatat bahwa semua ini didasarkan pada asumsi yang boleh dibilang relatif moderat, misalnya angka pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5-6 persen per tahun. Padahal Indonesia sejatinya memiliki potensi lebih besar dari itu.
Birokrasi yang tidak efisien dan korupsi yang  mengakibatkan kebocoran anggaran negara serta mahalnya ongkos pembangunan juga harus terus diberantas. Pada saat yang sama, investasi sumber daya manusia (human capital) di bidang pendidikan dan kesehatan harus menjadi prioritas. Karena hanya dengan itu, manfaat dari bonus demografi dapat dimaksimalkan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H