Terjemahan :
Perihal menganut agama Islam, Pendeta memberitahu, "Baiklah sekarang kakanda, Mengajarkan adinda bersahadat, Tetapi janganlah adinda, Tidak percaya kepada diri sendiri, Menerima pemberian Tuhan.
Penggalan teks di atas merupakan awal dari percakapan ataupun ajaran tentang islam, yang dilanjutkan  dengan penggalan pupuh selanjutnya. Setelah beberapa bait pupuh durma, kemudian dilanjutkan dengan pupuh pangkur.
Tgs n limang pasal, sadat jati Mutawilah pangawit,kaping ron ditu nyaluk, awasitah adanya,kaping tiga Sadat Kirah wastanipun,akto rko kandanya,kaktk igaman suci.
Kn baan mrayogayang, pawtu ning sadat nto adi, di ngipk sirah ditu, Asardwa la hilllah, Hillla hulahilllah Allah iku, adama asrpin adam,mumin Sang Hyang twah absik.
Karya sastra lontar di Bali yang umumnya berupa karya susastra Hindu, namun di dalam lontar juga ditemukan khasanah sastra islam, mencirikan bagaimana kedekatan budaya yang ada pada kehidupan terdahulu, kita juga diajak untuk tidak mempermasalahkan perbedaan keyakinan yang ada, namun perbedaan yang ada itulah yang membuat bangsa semakin besar. Jika dikaitan dengan teks lontar ini, bagaimana sastra mampu mempersatukan perbedaan ajaran yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H