Mobil melintas di tol Mandara yang melintas di tengah-tengah Teluk Benoa, Harry melongok ke luar, wajahnya mengerut melihat yang terjadi di luar sana. Saya agak ragu untuk menjelaskan kepadanya, kalau sebetulnya Bali punya rencana itu, rencana seperti yang disebutkan Harry sudah dilakukan di Malaysia. Di situ, di Teluk Benoa yang sedang dilihatnya berupa endapan lumpur coklat karena laut sedang surut. Pengen sih menjelaskan kalau sebetulnya di situ, rencana itu ada, menggabungkan wisata alam Bali tradisional dengan sentuhan dan destinasi wisata modern dengan tetap menjaga kehijauan mangrove yang ada di sekelilingnya. Sayangnya, rencana itu belum juga terlaksana karena ada segelintir orang yang mati-matian menolak tanpa tahu manfaatnya. Kalau saya menjelaskannya, saya khawatir Harry akan semakin memojokkan saya dengan pertanyaan-pertanyaan, “Kenapa belum? Kenapa tidak? Kenapa ditolak?” ah…
Rumah Jendela, 08 November 15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H