Meski belum diketahui secara spesifik penyebab kecemasan yang muncul dari gangguan Body Dysmorphic ini. Namun, para ahli mengatakan bahwa gangguan tersebut biasanya muncul ketika remaja yaitu masa yang sulit dengan adanya perubahan dalam penampilan fisik.
Mengutip dari CNNIndonesia.com, penyebab BDD berkaitan dengan rasa rendah diri. Seperti bullying, trauma masa kecil dan riwayat keluarga.Â
Gejala
Gejala dari BDD pun beragam. Orang yang mengalami ini meyakini ada cacat di tubuhnya sehingga selalu merasa insecure.Â
Ia juga kerap membandingkan diri dengan orang lain, tak hanya itu ia bahkan bersolek berlebihan dan mencari perawatan medis mahal untuk menutupi kekurangannya. Ia juga cenderung menghindari aktivitas maupun situasi sosial.Â
BDD juga berdampak pada tekanan dalam kehidupan sosial, pekerjaan hingga asmara.Â
Penanganan Body Dysmorphic Disorder
Mengutip dari health.detik.com BDD dapat diobati, meskipun tidak dapat disembuhkan. Penanganan ini dilakukan dengan kombinasi antara terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan.Â
Hal itu bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku dan perasaan. Melalui terapi, pasien diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang dialami. Seperti mengidentifikasi apa yang dipikirkan dan untuk menantang distorsi dalam pemikiran mereka.Â
Itulah penjelasan mengenai Body Dysmorphic Disorder yang dirangkum dari beberapa sumber. Sejatinya penampilan bukan satu-satunya cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Menjadi orang yang rendah hati dan bersyukur atas apa yang dimiliki juga merupakan cara untuk percaya diri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H