Mohon tunggu...
Kadek MertaAstawa
Kadek MertaAstawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo semua, saya Kadek Merta Astawa. Saya Mahasiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha mengambil program studi S1 Manajemen. Saya memiliki kegemaran dalam bidang olahraga dan saya meupakan pribadi yang ramah dan suka bergaul. Tujuan saya membuat akun ini ialah tidak lain dan tidak bukan untuk memenuhi tugas dosen sekaligus menambah ilmu yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panca Sembah dalam Persembahyangan Umat Hindu di Bali

17 Juli 2024   21:45 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:16 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian dan Sejarah Panca Sembah di Bali

Umat Hindu di Bali memiliki tradisi keagamaan yang kaya dan unik. Salah satu aspek penting dalam praktik keagamaan mereka adalah Panca Sembah, yang merupakan serangkaian persembahan ibadah kepada para dewa dan leluhur. Panca Sembah melibatkan penggunaan berbagai simbol dan perlengkapan ritual yang khas, dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari umat Hindu di Bali.

Panca Sembah adalah praktik persembahan ibadah yang melibatkan lima elemen utama:

  • Banten (persembahan)

Banten merupakan persembahan berupa makanan, minuman, dan benda-benda lainnya yang diletakkan di atas sebuah wadah yang disebut gebogan. Banten mengandung simbolisme dalam bentuk warna, bentuk, dan komposisinya. Mereka melambangkan hubungan antara manusia dengan para dewa dan leluhur.

  • Dupa (kemenyan)

Dupa adalah sejenis kemenyan yang dibakar untuk menghasilkan asap yang harum. Asap tersebut diyakini memiliki kekuatan untuk membersihkan dan melindungi dari energi negatif. Dupa juga digunakan untuk memanggil dan menghormati para dewa.

  • Wangi-wangian

Wangi-wangian seperti bunga dan minyak wangi digunakan untuk memberikan aroma yang menyenangkan selama ritual. Aroma yang harum dipercaya dapat menarik perhatian dan kehadiran para dewa.

  • Tirta

Air suci atau tirta merupakan simbol kebersihan dan kesucian. Dalam Panca Sembah, air suci digunakan untuk membersihkan diri sebelum melaksanakan persembahan agar terhindar dari segala dosa dan kotoran.

  • Wija (tatahan)

Wija adalah sepasang tanda yang digunakan dalam Panca Sembah. Tanda ini biasanya terbuat dari beras yang dicampur dengan kunyit dan berfungsi untuk memisahkan ruang antara manusia dan para dewa saat persembahan dilakukan.

Asal usul Panca Sembah memiliki kaitan erat dengan sejarah dan kepercayaan agama Hindu yang dibawa oleh para penganutnya dari India. Praktik Panca Sembah dapat ditelusuri kembali ke masa ketika agama Hindu dibawa oleh para pendeta dan pemuka agama dari India ke pulau Bali. Pengaruh agama Hindu di Bali dimulai pada abad ke-1 hingga abad ke-14 Masehi, terutama melalui kedatangan para pedagang dan pendeta Hindu dari Jawa dan Sumatera.

Seiring waktu, agama Hindu berkembang di pulau Jawa dan membentuk tradisi keagamaan yang khas. Beberapa elemen dari tradisi keagamaan Hindu di Jawa, termasuk Panca Sembah, kemudian tersebar ke Bali melalui pertukaran budaya antara kedua pulau ini.

 Setelah tiba di Bali, praktik-praktik keagamaan Hindu mengalami adaptasi dengan budaya dan kepercayaan masyarakat Bali yang telah ada sebelumnya. Panca Sembah berkembang sebagai hasil dari proses ini, menggabungkan elemen-elemen dari agama Hindu dengan tradisi dan kepercayaan lokal yang ada di Bali

B. Makna Panca Sembah

Panca Sembah adalah bentuk persembahan ibadah yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali sebagai ungkapan rasa syukur, penghormatan, dan dedikasi kepada para dewa dan leluhur. Melalui Panca Sembah, umat Hindu mengakui hubungan spiritual mereka dengan dunia yang lebih tinggi.

 Setiap elemen dalam Panca Sembah memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. Banten (persembahan) melambangkan hubungan antara manusia dan para dewa, dupa (kemenyan) digunakan untuk membersihkan dan melindungi dari energi negatif, wangi-wangian memberikan aroma yang menyenangkan untuk menarik perhatian dewa, air suci melambangkan kebersihan dan kesucian, dan wija (tatahan) memisahkan ruang antara manusia dan para dewa saat persembahan.

Panca Sembah bukan hanya sekadar praktik keagamaan yang dilakukan secara seremonial, tetapi juga merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari umat Hindu di Bali. Mereka melakukan persembahan ini secara rutin di rumah, kuil, dan tempat-tempat suci lainnya sebagai bentuk pengabdian dan penyatuan dengan yang Maha

C. Tahapan-tahapan dalam Panca

 

Tahapan-tahapan dalam Panca Sembah atau Kramaning Sembah dapat bervariasi tergantung pada tradisi dan panduan yang diikuti. Namun, berdasarkan beberapa sumber, berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam Panca Sembah:

1. Sembah Muyung/Puyung

Tahap pertama dalam Panca Sembah adalah Sembah Muyung, yang dilakukan tanpa menggunakan sarana atau perantara. Ini adalah sembahyang langsung kepada Tuhan tanpa bantuan apapun. Sembah Puyung merupakan tahap yang dilakukan tanpa menggunakan sarana atau perantara. Dalam Sembah Puyung, umat Hindu menyembah dengan tangan kosong, tanpa menggunakan bunga atau sarana lainnya.

Tujuan dari Sembah Puyung ini adalah untuk menyatukan (nunggalang) Atma dengan diri sehingga Bakti kita kepada Tuhan menjadi nyambung. Sembah Puyung merupakan sembahyang pertama (pembuka) dalam rangkaian Panca Sembah yang bersifat standar dalam persembahyangan masyarakat Hindu-Bali. Dalam Sembah Puyung, kedua telapak tangan dan jari-jari dicakup di atas kepala. Meskipun disebut "tanpa bunga," Sembah Puyung memiliki makna yang mendalam, mencakup embang (sepi dan hening), dan merupakan doa pembuka yang penting dalam praktik persembahyangan umat Hindu di Bali.

2.Sembah Siwa Aditya

Tahap kedua adalah Sembah Siwa Aditya, yang merupakan sembahyang kepada Dewa Siwa dalam bentuk Surya (matahari). Dewa Siwa dianggap sebagai sumber kehidupan dan energi. Sembah Siwa Aditya merupakan tahap kedua dalam Panca Sembah, di mana umat Hindu melakukan sembahyang kepada Dewa Siwa dalam wujudnya sebagai Surya atau Siwa Aditya. Dalam tahapan ini, umat Hindu menggunakan bunga sebagai sarana persembahyangan.

Tujuan dari Sembah Siwa Aditya adalah untuk memuja Dewa Siwa dalam aspek kekuatan dan kehangatan yang diwujudkan melalui matahari. Melalui sembahyang ini, umat Hindu memohon penyaksian dan petunjuk dari Dewa Siwa Aditya agar prosesi sembahyang mereka disaksikan dan dituntun secara niskala oleh beliau. Mantra yang diucapkan dalam Sembah Siwa Aditya adalah "Om Adityasya param jyoti rakta tejo namo stute sweta pankaja madhyastha bhaskaraya namo stute", yang mengandung penghormatan dan permohonan kepada Dewa Siwa Aditya.

3.Sembah Ista Dewata

Tahap ketiga adalah Sembah Ista Dewata, yang merupakan sembahyang kepada dewa pribadi atau dewa pelindung individu. Setiap individu umat Hindu memiliki dewa pelindung yang dipuja. Sembah Ista Dewata merupakan tahap ketiga dalam Panca Sembah, di mana umat Hindu melakukan sembahyang kepada dewa pribadi atau dewa pelindung individu. Ista Dewata adalah perwujudan Tuhan dalam berbagai wujud-Nya, seperti Brahma, Wisnu, Iswara, Saraswati, Gana, dan lainnya.

Pada saat melakukan sembahyang ini, umat Hindu memuja Ista Dewata sesuai dengan keyakinan yang mendasarinya. Dalam praktiknya, umat Hindu menggunakan mantra khusus yang ditujukan kepada Ista Dewata sebagai bagian dari persembahyangan Panca Sembah. Sembah Ista Dewata merupakan ungkapan penghormatan dan dedikasi kepada dewa pribadi atau dewa pelindung individu, yang merupakan bagian integral dari praktik keagamaan umat Hindu di Bali.

4.Sembah Mohon Anugraha

Tahap keempat adalah Sembah Mohon Anugraha, yang merupakan sembahyang untuk memohon berkah dan anugerah dari para dewa. Umat Hindu memohon perlindungan, kesehatan, keberuntungan, dan kebahagiaan. Sembah ini ditujukan kepada Manifestasi Tuhan yang berstana di Pura tempat kita sembahyang untuk memohon anugerah dari-Nya. Dalam praktiknya, sembah kaping empat merupakan bagian penting dalam rangkaian sembahyang umat Hindu di Bali.

5.Sembah Muyung/Para Dewa

Tahap terakhir adalah Sembah Muyung, yang merupakan sembahyang terakhir tanpa menggunakan sarana atau perantara. Ini adalah sembahyang penutup yang menandai selesainya Panca Sembah. Sembah para dewa atau sembah puyung dilakukan dengan tangan kosong tanpa menggunakan sarana atau perantara.

Tujuannya adalah untuk menyatukan Atma dengan diri sehingga bakti kita kepada Tuhan menjadi nyambung. Sembah puyung juga mencerminkan keheningan dan kekosongan dalam diri, yang mengarahkan kita untuk mencari dan menghayati isi keheningan tersebut. Dalam praktik sembah puyung, kedua telapak tangan dan jari-jari dicakup di atas kepala. Meskipun disebut "tanpa bunga," sembah puyung tetap memiliki makna yang mendalam dan merupakan doa pembuka yang penting dalam praktik persembahyangan umat Hindu di Bali.

           Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut, umat Hindu di Bali biasanya melanjutkan dengan aktivitas lain dalam persembahyangan, seperti memohon tirtha (air suci) dan melakukan sembah bhakti.Perlu diingat bahwa praktik Panca Sembah dapat bervariasi di berbagai daerah di Bali dan tergantung pada tradisi dan panduan yang diikuti oleh masing-masing keluarga atau komunitas Hindu.

Panca Sembah merupakan warisan budaya yang kaya dan berharga bagi umat Hindu di Bali. Asal usulnya dapat ditelusuri kembali ke pengaruh agama Hindu dari India dan Jawa, serta proses adaptasi dengan budaya dan kepercayaan lokal di Bali. Melalui Panca Sembah, umat Hindu di Bali mengungkapkan rasa syukur, penghormatan, dan dedikasi mereka kepada para dewa dan leluhur. Praktik ini menjadi bukti nyata dari kehidupan keagamaan yang mendalam dan khas di Bali. Dengan memahami dan menghargai Panca Sembah, kita dapat merasakan kekayaan budaya spiritual yang dimiliki oleh umat Hindu di Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun