Mohon tunggu...
Kadek DewitafaraAndinyudina
Kadek DewitafaraAndinyudina Mohon Tunggu... Pustakawan - Andin Yudina

Whatever you are, be a good one

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Pelajaran Berharga yang Dapat Dipetik dari Kisah Jayaprana dan Layonsari

30 Juni 2020   19:27 Diperbarui: 30 Juni 2020   20:51 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain kisah Romeo dan Juliet yang ditulis oleh William Shakespeare, ternyata Bali juga memiliki kisah cinta yang dikenang hingga kini. Jayaprana & Layonsari. Nama itu sudah sangat melekat dihati rakyat bali. 

Kisah mereka yang mengajarkan wujud nyata dari arti sebuah kesetiaan tak pernah luput dari sanubari warga bali. Kisah Jayaprana dan Layonsari disampaikan turun temurun, dari generasi ke generasi dan menjadi legenda tentang cinta yang abadi.

Dan tentunya, ada banyak pelajaran dalam kisah ini yang bisa kamu ambil hikmahnya lho. yuk simak!

1. Jayaprana, sosok abdi raja yang menginspirasi!

Soure Youtube: Ayu Riyanta
Soure Youtube: Ayu Riyanta
Sifat-sifat yang dimiliki Jayaprana patut menjadi teladan bagi generasi saat ini.bukan hanya menjadi abdi raja yang tampan dan gagah, namun ia juga cakap dalam membaca dan menerjemahkan kakawin. Ia diutus oleh sang raja untuk menjadi AbdiRaja karena sifatnya yang jujur dan sopan dalam bertutur kata. namun, dalam keahliannya itu semua jayaprana tidak pernah mempermainkan hati wanita, lho!

2. Jangan menjadi gelap mata akibat terbelenggu nafsu!

Soure Youtube: Ayu Riyanta
Soure Youtube: Ayu Riyanta

Ketika Jayaprana memutuskan untuk melangsungkan pernikahan dengan Layonsari. Raja turut menyaksikan dan ia pun terpikat dengan paras cantik sang layonsari. seketika ia berubah menjadi licik, hasratnya untuk memiliki layonsari tidak dapat dibendung. Akhirnya sang raja pun memerintahkan Patih nya untuk merencanakan niat jahat untuk menyingkirkan Jayaprana dari hidup Layonsari.  Kita tahu cinta itu memang buta, tapi jangan sampai merebut hak milik orang lain ya! menjadi pihak ketiga dalam berumah tangga? wow big no!

3. Bunuh diri bukanlah solusi yang tepat!

Soure Youtube: Ayu Riyanta
Soure Youtube: Ayu Riyanta

Ketika berita tewasnya sang Jayaprana di telinga Layonsari. Dengan diselimuti rasa tidak percaya dan putus asa tanpa berpikir dua kali Layonsari menghunuskan keris tepat di dadanya. Ia merasa tidak ada guna untuk hidup tanpa jayaprana, maka dari itu ia memutuskan untuk pergi menyusul Jayaprana di alam yang berbeda.

Banyak orang mendapat point penting dalam adegan ini, mereka menilai tindakan layonsari ini merupakan suatu bukti dari keagungan cinta. Namun dalam era millenial seperti ini, adegan ini jangan dicontoh ya! Jika terjadi masalah dalam hal cinta, keuangan, pertemanan, sudah menjadi hal yang lumrah dan bunuh diri bukan merupakan pilihan akhir. Berdoa lah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan niscaya semua beban mu akan diringankan

4. Keegoisan dan emosi dapat menghancurkan segalanya!

Soure Youtube: Ayu Riyanta
Soure Youtube: Ayu Riyanta
Seperti yang kita tahu, kisah ini berakhir dengan Raja kehilangan abdinya yang setia. setelah semua yang raja perbuat ia bahkan tidak mendapatkan apapun karena layonsari yang memilih untuk pergi selamanya. Raja menjadi gila dan depresi, ia menyerang setiap penduduk yang ada dikerajaan tersebut. Desa itu seketika hancur lebur hanya karena sifat ketamakan rajanya sendiri. Jadi, belajar lah untuk mengendalikan emosi ya!

5. Selalu ingat, Penyesalan datangnya selalu di akhir!

Source; Andin Yudina
Source; Andin Yudina

Setelah menyerang seluruh penduduk di desa kalianget, Para punggawa kerajaan memutuskan untuk membawa dan memasukkan sang Raja kedalam penjara. Raja termenung dan sangat menyesali perbuatannya. Ia telah kehilangan semuanya. Abdi raja yang setia hingga kedudukannya sebagai sang Raja.

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu berpikir panjang sebelum memutuskan suatu tindakan agar tidak menyesal dikemudian hari.

Oleh: Kadek Dewitafara Andinyudina

Mahasiswa D3 Perpustakaan, fakultas Vokasi, Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun