Mohon tunggu...
Kadek AgustinaPuspa
Kadek AgustinaPuspa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kebidanan Stikes Buleleng

saya salah satu dosen stikes buleleng

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Program Kosabangsa, Inovasi Olahan Pangan Lokal Kelor Atasi Krisis Stunting di Desa Penyaringan

15 November 2024   21:50 Diperbarui: 15 November 2024   22:07 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pengeringan Mie Kelor ( Dokpri)

Desa Penyaringan merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten Jembrana, pada bulan Januari sampai Agustus tahun 2024 terdapat 36 anak balita yang mengalami stunting, diantaranya 1 anak dengan tinggi badan kategori pendek dan 1 anak dengan tinggi badan kategori sangat pendek. Sedangkan untuk berat badan terdapat 35 anak dengan kategori gizi kurang dan 1 anak dengan kategori gizi buruk.

Inovasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Jembrana dalam percepatan penurunan Stunting diantaranya: KONPLIN (Pelayanan Kontrasepsi Pasca Salin), BUNA CETING (Bunda Ayah Cegah Stunting), RUMAH PENTING (Rumahnya Remaja Peduli Stunting), FESTIVAL GENRE MENANTI (menjadi satu titik), GARDU MARISA (Gerakan Terpadu Mari Sayangi Anak) dan Ramping Si Runting (Program Pendampingan Atasi Penurunan Stunting) (1). 

Dari sekian banyak program Pemerintah Kabupaten/Kota Jembrana akan tetapi Kabupaten Jembrana masih menduduki peringkat pertama dengan angka Stunting tertinggi di Provinsi Bali, hal tersebut menjadi tantangan untuk masyarakat, tenaga kesehatan terutama Pemerintah dalam menurunkan angka kejadian Stunting.

Desa Penyaringan memiliki kebun kelor seluas 3 hektar dan kelompok wanita tani beranggotakan 20 orang, rata-rata sekitar 70% di  rumah warga masyarakat Desa Penyaringan ditanami pohon kelor yang artinya telah dilakukan pemberdayaan masyarakat sekitar. Selain itu terdapat komitmen dari pemerintah Desa untuk memberikan bibit kelor 5 pohon perkepala keluarga sehingga produksi olahan kelor tidak terlalu tergantung pada perusahaan

Pie Susu Dari Daun Kelor ( Dokpri) 
Pie Susu Dari Daun Kelor ( Dokpri) 

Melihat kondisi demikian program Kosa bangsa yang diusulkan oleh  STIKES BULELENG dengan Berkolaborasi dengan Undiksha, mencetuskan usulan program kosa bangsa yang berjudul : Transformasi Komunitas Dan Inovasi Pangan Lokal Melalui Diversifikasi Kelor Sebagai Solusi Berkelanjutan Untuk Mengatasi Krisis Stunting"

Program ini diketuai oleh Kadek Agustina Puspa Ningrumd dengan anggota 1Putu Dian Prima Kusuma Dewi, Agus Ari Pratama dari STIKES Buleleng, sedangkan Pendamping diketuai oleh Risa Panti Ariani, dan anggota Cokorda Istri Raka Marsiti  dari Universitas pendidikan Ganesha.

TUJUAN KEGIATAN KOSABANGSA DI DESA PENYARINGAN

Tujuan pelaksanaan kegiatan kosabangsa ini 1) meningkatkan produksi hasil olahan makanan kelor serta manajemen marketing/pemasaran hasil produksi, untuk mengatasi masalah kelompok mitra, sehingga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan dalam penanganan stunting, memberikan solusi kesehatan dan memberikan tambahan income baru bagi mitra; 2) meningkatkan pembuatan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) hasil olahan makanan kelor, untuk mengatasi masalah kelompok mitra sehingga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan dalam penanganan stunting, memerikan solusi kesehatan dan memberikan tambahan keterampilan baru bagi mitra

Bidang fokus Program Kosabangsa yang diusulkan adalah Transformasi Komunitas dan Inovasi Pangan Lokal melalui Diversifikasi Kelor sebagai Solusi Berkelanjutan untuk Mengatasi Krisis Stunting. 

Bidang fokus yang diusulkan sesuai dengan program pemerintah daerah Jembrana  dalam percepatan penurunan Stunting dan diharapkan dapat membantu dalam Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin SDG 1- No Poverty (tanpa kemiskinan), SDG 2- Zero Hunger (tanpa kelaparan), SDG 3- Good Health and Well-being (kehidupan sehat dan sejahtera), SDG 8- Decent Work and Economic Groeth (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), SDG 12- Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 17- Partnerships for the Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun