Mohon tunggu...
RoziWrite
RoziWrite Mohon Tunggu... Lainnya - penulis novel cuy

menulis bukanlah hal yang tidak berguna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Asal-Usul Tahlilan sebagai Akulturasi Agama dan Budaya Nusantara

18 Juni 2022   18:37 Diperbarui: 18 Juni 2022   18:43 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat indonesia sangat kaya dengan kebudayanya. Di indonesia banyak sekali budaya budaya yang patut dilestarikan dan dipertahankan eksistensinya. Biasanya budaya ini terbentuk pada kelompok kelompok tertentu atau bisa disebut budaya dari suku ke suku atau dari wilayah satu ke wilayah lainnya.

Dalam budaya di indonesia ini tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi budaya itu sendiri. Salah satunya agama. Di indonesia terkenal dengan negara yang memiliki banyak penganut agama-agama di dalamnya. Salah satunya islam yang merupakan agama mayoritas penduduk di indonesia.

Agama islam ini memiliki hubungan erat dengan budaya dan tradisi yang ada di indonesia. Hubungan agama islam dan isu isu lokal(indonesia) adalah gairah yang tidak pernah selesai. Hubungan antara keduanya disebabkan oleh kegairahan pengikut agama islam yang meyakini agamanya: shalihun li kulli zaman wa makan yaitu selalu baik untuk setiap waktu dan tempat.

Maka dari redaksi di atas Islam akan selalu diajak bersentuhan dengan keanekaragaman budaya dan tradisi lokal. Agama dan budaya adalah dua faktor penting yang mempengaruhi dalam masyarakat. Saat syariat atau ajaran agama masuk ke suatu kebudayaan atau tradisi maka keduanya akan saling tarik menarik dalam kepentingan keduanya. Satu sisi di kepentingan agama di sisi lain di kepentingan budaya itu sendiri.

Islam yang hadir atau datang di indonesia tentunya tidak bisa lepas dari kebudayaan masyarakat indonesia itu sendiri. Sepertihalnya islam di arab dulu pada zaman nabi.

Dalam arikel ini penulis akan menjelaskan kebudayaan agama di nusantara. Yaitu salah satu kebudayaan di indonesia yang telah bercampur atau telah menyatu dengan ajaran ajaran islam yaitu tahlilan yang biasanya dilakukan pada tujuh hari setelah kematian, empat puluh, seratus dan seribu hari wafatnya orang di indonesia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode pustaka. Dengan mencari sumber kepustakaan yang sesuai dengan tema yang diambil pada artikel ini. Isi dari artikel ini diambil dari sumber artikel jurnal, buku, dokumen hasil penelitian dan lain lain.

PEMBAHASAN

Tahlilan sebagai akulturasi antara nilai kebudayaan nusantara dan juga nilai agama islam. Tentunya tidak terjadi begitu saja, ada proses dibalik terjadinya percampuran nilai kebudayaan dan nilai agama islam itu sendiri. Jadi tahlil ini terbentuk karena ada suatu kebudayaan lama masyarakat nusantara dulu yang mungkin dulunya tidak dinamakan tahlil, yang kemudian saat islam masuk ke nusantara terjadilah akulturasi antara budaya lokal dan syiar islam. Kemudian istilah tahlilan ini muncul.

Jika dilihat dari sudut pandang etimologis, kata tahlil atau tahlilan berasal dari Bahasa Arab dengan bentuk mashdar dari fiil madli dari yang mengandung arti "ekspresi kesenangan" atau "ekspresi keriangan". Kata ini bisa juga memiliki arti mengucapkan kalimah thayyibah") Laa ilaaha illallah") atau dalam Bahasa Indonesia artinya "tiada tuhan yang patut disembah selain Allah" atau dengan kata lain yaitu "pengakuan seorang hamba yang mengitikadkan bahwa tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah semata." Tahlil merupakan zikir yang dilakukan oleh umat Islam. Zikir ini dianggap memiliki nilai yang terbesar dan mempunyai banyak keutamaan. Kata tahlil sama dengan kata takbir (mengucapkan allahu akbar), tahmid (mengucapkan alhamdulillah), tasbih (mengucapkan subhanallah), Hamdalah (mengucapkan alhamdulillahi rabbilalamin), dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun