Pada kesempatan ini saya Lely Tri Yuswanto Calon Guru Penggerak angkatan 8 dari SMK Negeri 1 Tamanan Kelas PGP8. 48 A Bondowoso, akan menuliskan tentang jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara. Jurnal refleksi dwi mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Jurnal Refleksi dwi mingguan ini dibuat untuk melengkapi  salah satu tugas calon guru penggerak. Saya akan menulis mengenai refleksi tentang kegiatan pembelajaran daring yang telah dilakukan pada Modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan).
1. Facts (Peristiwa)
Pada hari rabu tanggal 10 Mei 2023, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 8 se-Indonesia. Pembukaan juga diisi oleh Kepala Balai Guru Penggerak. Beliau menyampaikan bahwa selama mengikuti diklat guru penggerak diharapkan calon guru penggerak jangan sampai berhenti di tengah jalan karena bapak/ibu adalah guru-guru pilihan. Setelah kegiatan zoom meeting seluruh CGP Angkatan 8 wajib mengikuti kegiatan-kegiatan serta pelatihan-pelatihan yang ada di LMS, kegiatan pertama adalah kegiatan pree test yang dilaksanakan pada tanggal 11-12 Mei 2023. Pada hari sabtu tanggal 13 Mei 2023 diadakan lokakarya orientasi secara luring di SMKN 1 Bondowoso yang dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 15.30 WIB. Lokakarya orientasi sangat menyenangkan dan merupakan kesempatan pertama bagi saya menimba ilmu dalam kegiatan guru penggerak. Saya yakin dapat menyelesaikan program CGP-8 ini dengan lancar dan optimis. Ibu Dyah Rembulansari dan Bapak Nasrul Amin menjadi Pengajar Praktik CGP. Kedua pengajar praktik tersebut memberikan pemahaman materi dan dorongan semangat kepada CGP-7 agar senantiasa belajar dengan penuh bahagia dan menyenangkan.
Modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2023, Konsep di forum diskusi yang dipimpin dan dipandu oleh fasilitator yaitu Ibu Wahyu Setya Wenangsari. Kegiatan mulai dari diri dan eksplorasi konsep mampu memberikan pemahaman mengenai pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran. Saya diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama teman calon guru penggerak. Setelah membahas materi Mulai Dari Diri dan Eksplorasi yang dilaksanakan secara diskusi selanjutnya saya berdiskusi dengan fasilitator pada modul 1.1 a.4.1 eksplorasi konsep yang dilaksanakan secara virtual melalui google meet. pada tanggal 17 Mei 2023.
Dua minggu telah berlalu  mulai 15 Mei 2023 sampai 26 Mei 2023, Saya mendapat  wawasan, mengasah kemampuan melalui LMS tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara bersama fasilitator Ibu Wahyu setya Wenangsari. Adapun serangkaian kegiatan yang dipelajari dalam LMS, adalah mulai dari diri (15 Mei 2023), eksplorasi konsep (16 Mei 2023), Ruang kolaborasi (17 dan 19 Mei 2023), demonstrasi kontekstual (22-23 Mei 2023), elaborasi pemahaman (24 Mei 2023) yang disampaikan oleh instruktur Bapak Dr. Kusnohadi, M.Pd yang diadakan melalui Google Meet tentang pemahaman secara mendalam konsep dasar pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan abad 21, koneksi antar materi (25 Mei 2023) (kesimpulan dan refleksi). Pada tanggal 1 Juni 2023 saya menyampaikan evaluasi selama melaksanakan pendidikan guru penggerak kepada kepala sekolah. Beliau memberikan nasihat dan masukan yang mampu memotivasi untuk menjadi guru yang mampu memberikan perubahan nyata di SMK Negeri 1 Tamanan.
2. Feeling (Perasaan)
Dua minggu sudah berlalu dalam mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, yang saya rasakan di awal mengikuti kegiatan pendidikan ini adalah perasaan bangga dan bahagia karena bisa mengikuti kegiatan tersebut dan diberi kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kompetensi diri dan diberi kesempatan untuk ikut berperan dalam perubahan pendidikan. Selain itu, muncul perasaan kurang percaya diri karena melihat kecakapan teman-teman calon guru penggerak. Namun saya selalu punya semangat belajar dan berkembang sehingga saya yakin dan  mampu untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini dengan hasil yang maksimal.
Banyak ilmu yang saya peroleh selama mengikuti pendidikan guru penggerak yaitu  bagaimana menjadi pendidik yang sesuai dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, bagaimana pendidik harus menghamba pada anak, mendesain strategi dan metode pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran KHD-", mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dengan tetap menjaga sosio kultural budaya. Serangkaian kegiatan dalam platform LMS mengingatkan saya bahwa apa yang dimiliki saat ini tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Kegiatan mempelajari modul secara mandiri melalui LMS merupakan upaya memandirikan diri dalam belajar. Dengan mempelajari modul ini saya berharap bisa menjadi pemimpin pendidikan dan penggerak menuju tansformasi pendidikan yang sesuai dengan zaman dan berlandaskan jati diri bangsa. Menjadi seorang pendidik yang tergerak, bergerak dan menggerakkan.
Namun saat ini saya berupaya menerapkan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di ruang kelas. Saya harus lebih peduli dan tulus mencintai peserta didik dalam proses menuntun dan menjadi teladan. Saya mulai mengarahkan hal-hal yang positif, menyenangkan dan menunjang pembelajaran. Ide yang muncul dalam pemikiran saya adalah adalah menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) agar suasana pembelajaran terarah, menghasilkan karya dan menyenangkan.
3. Findings (Pembelajaran)
Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara ini saya akan berusaha untuk memahami dan mengimplementasikan secara maksimal pemikiran pemikiran KHD sehingga saya bisa menerapkan secara sadar akan pentingnya peran seorang pendidk dan berupaya untuk menjadi pendidik yang berkualitas dengan selalu terbuka terhadap perubahan, inovasi perkembangan teknologi, dan mengadaptasikannya sesuai dengan sosio kultural budaya. Saya berusaha menjadi guru yang teladan bagi peserta didik dengan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada Murid. Saya belajar untuk menjadi pemimpin pembelajaran untuk sekolah dan teman sejawat dengan mengeksplor kemampuan, mengembangkan dan berinovasi sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai perkembangan teknologi. Hal tersebut bertujuan untuk pendidikan yang memerdekakan peserta didik dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan minat.
Saya sangat menyadari bahwa pendidikan dan pengajaran harus berjalan selaras dengan penghidupan dan kehidupan bangsa agar terjadi perubahan pendidikan sesuai perkembangan zaman. Ki Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan kodrat alam, kemerdekaan, kemanusiaan, kebudayaan, dan kebangsaan. Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD-2009) tentang pendidikan dan pengajaran ("pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya" ini artinya pendidikan merupakan suatu usaha yang berfokus pada proses atau usaha pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya. Artinya setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus memandang anak sebagai individu yang unik. Setiap anak punya ciri belajarnya masing-masing, sehingga kita sebagai pendidik harus melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi.
Sebagai pendidik melakukan asessmen diagnostik awal merupakan upaya untuk mengetahui kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar sesuai dengan kondisi anak, sehingga kita sebagai pendidk dapat merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan anak (berhamba pada anak). Proses pendidikan dan pembelajaran harus menerapkan budi pekerti dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
4. Future (Penerapan)
Pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara, mampu memotivasi diri untuk melakukan perubahan dan inovasi dalam proses pendidikan dan pengajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai sesuai dengan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Model pembelajaran yang saya gunakan yaitu Project Based Learning (PjBL) dan menghasilkan produk atau karya. Sebelumnya saya selalu memberi batasan-batasan dalam menyelesaikan tugas, kini peserta didik bisa menyelesaikan tugas sesuai kreatifitasnya tetapi tetap sesuai dengan materi. Mengubah pandangan terhadap anak yang awalnya berorientasi pada hasil menjadi berorientasi pada proses.
Merancang dan melakukan asessmen diagnostik awal untuk mengetahui profil peserta didik, membuat kesepakatan di awal pembelajaran (kontrak belajar), melaksanakan pembelajaran yang berinovasi dengan metode berkolaborasi, mandiri dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga pendidikan berpusat pada peserta didik. Saya merealisasikan pembelajaran dengan mengetahui gaya belajar siswa sehingga dapat menerapkan pembelajaran berdeferensiasi dangan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H