Pada tulisan sebelumya, saya menulis resensi film Alif Lam Mim, sebuah film konspirasi yang terdidik. Tulisan itu, dibaca 5000 lebih. Setidaknya, tulisan itu lebih dihargai dibanding saya menulis, tentang sepakterjang pemerintah, dalam menyelasaikan kemiskinan. Ilusi.
------ jika kita riview balik film tersebut, singkatnya begini; pemerintah mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan persoalan. Siapa yang berani menyelesaikan persoalan dengan tuntas, ia dapat kado spesial (naik pangkat, naik gaji, naik tunjangan). Untuk mencapai target tersebut, apapun dilakukan, termasuk perpecahan. Paham kan? ---- itu film Alif lam mim, bukan pemerintahan di Indonesia. Â
Hanya saja, ditengah milenial seperti ini, rakyat harus cerdik dalam menimang persoalan apalagi soal terorisme yang hubungkan dengan agama. Jangan-jangan agama hanya menjadi corong dan bomber hanya mejadi korban kebisingan polapikir pemimpinnya. Adakah di film alif lam mim, teror berasal dari agama ? tidak. Itu berasal dari pemerintah yang haus kekuasaan.Â
Titik. Konspirasi menjadi alat untuk melanacarkan ekeskusinya, agama dijadikan sebagai tameng, dan yang paling penting adalah media dijadikan alat sebagai pengecaman (Libernisia). Tidak media yang selamanya kontra terhadap pemerintah, sebab media juga butuh hidup.
Lalu seperti apa grand design terorsme di indonesia, lalu apa motif sesungguhnya ? akan dibahas setela ini. Lanjut .....
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H