Sebelum memasuki area pernikahan saya mengikuti yang namanya bimbingan pra-nikah. Lalu ada juga yang namanya Dating Workshop. Saya mau bagikan beberapa hal yang saya rangkum setelah mengikuti kegiatan tersebut. Ternyata ada beberapa hal yang harus diperhatikan khususnya dalam tahap hubungan yang dikenal dengan pacaran. Di bawah ini bisa dijadikan pertimbangkan saat menjalin hubungan dengan seseorang dan hendak memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius:
1. Penampilan Fisik
Meskipun penampilan fisik dan daya tarik telah membuat dua orang saling tertarik pada awalnya, namun karena faktor ini juga bisa mempengaruhi sisa hidup pasangan. Ada yang bilang fisik yang memisahkan, fisik juga yang memisahkan. Jika berolahraga dan selalu tampil fit merupakan hal yang penting bagi salah satu pasangan, maka hal ini dapat menjadi masalah jika pasangan yang lain tidak terlalu memikirkan kesehatan atau bahkan tidak suka berolahraga sama sekali. Istilahnya bisa jomplang. Nanti sang Pria berbadan kekar dan berotot sedang wanitanya berbadan subur dan besar karena habis melahirkan dan malas olahraga hehe... Jadi ini harus dipertimbangakan juga
2. Kedewasaan Emosional
Apakah kekasih anda secara emosional telah matang dan terpusat pada masa depan atau masih menyeret-nyeret bagasi sampah dari masa lalunya? atau lebih parah lagi sering mengukit-ukit masa lalu anda. Kalau itu masih ada bisa berbahaya. Lalu bagaimana hubungan kekasih Anda dengan teman-teman dan keluarganya? Apakah ia didukung secara emosional atau memiliki masalah dengan pengendalian diri? Waktu ikut dating workshop saya disarankan untuk ambil psikotest, untuk mengetahui sejauh mana emosi saya dalam menghadapi masalah. Â Lalu kalau pasangan Anda menyadari bahwa dia memiliki masalah, apakah dia tertarik untuk memperbaiki hal itu? Jangan sampai sesudah nikah masalah emosi yang tidak stabil memicu konflik.
3. Pilihan Gaya Hidup
Hal ini termasuk karir dan kehidupan sosial, kepentingan bersama, aktivitas di waktu luang dan tingkat energi. Apakah pasangan lebih suka bergabung dengan klub arisan atau bergaya hidup metropolitan yang glamour? Kalau iya, perhitungkan penghasilan anda berdua. Pilihan gaya hidup bila tidak sesuai dengan pemasukan akan menjadi bumerang. Kemudian apakah ia memiliki banyak energi untuk beraktifitas dengan teman-temannya atau lebih suka beristirahat dan bersantai di rumah? Kalau anda tipe rumahan dan dia tipe petualang harus dicari solusinya supaya masing-masing bisa merasa enak dan tidak terganggu dengan kebiasaannya.
4. Kompatibilitas Finansial
Masalah Finansial menjadi topik panas bagi sebagian besar pasangan. Uang tidak mengenal kata cinta. Uang bisa menjadi tuan atas hidup seseorang. Jadi harus dipikirkan masak-masak mengenai hal ini. Finansial disini berbicara tentang tingkat pendapatan, tujuan tabungan dan cara pandang bagaimana menangani uang. Bagaimana masing-masing pasangan ingin menghabiskan, menyimpan dan menginvestasikan uang? Kalau salah satu pasangan tipe pemboros sementara yang lainnya suka menghemat itu bisa membuat masalah. Lalu apakah salah satu pasangan bertanggung-jawab secara finansial sementara yang lainnya tipe memanjakan anak dan selalu menciptakan tagihan di sana-sini? Bicarakan juga mengenai jumlah kartu kredit yang mau dibuka, KPR, Uang pendidikan anak dan lain-lain.
5. Struktur Nilai
Setiap pasangan dididik dengan cara berbeda oleh orangtuanya. Ada yang menganut paham demokrasi, ada yang paham otoriter. Area ini seringkali diabaikan tetapi sebenarnya memiliki dampak yang luar biasa pada hidup Anda. Area ini mencakup nilai-nilai yang besar: kejujuran, integritas, loyalitas, cara pandang akan keluarga dan anak-anak, agama dan spiritualitas, tujuan hidup dan bagaimana memperlakukan serta mempedulikan orang lain. Â Nilai-nilai lainnya adalah tentang sistem nilai untuk membesarkan anak, nilai/norma yang mau dipegang dalam keluarga inti. Kalau dalam membuat sistem nilai sudah tidak bisa bekerja sama, maka dipastikan fungsi keluarga tidak bisa berjalan. Harus ada saling percaya dan kerjasama dalam mengembangkan nilai.