Mohon tunggu...
Kabyantoro
Kabyantoro Mohon Tunggu... Guru - Mengeja kata

Hanya seorang pengabdi pada kemerdekaan murid

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Intervansi

6 Maret 2022   14:11 Diperbarui: 6 Maret 2022   14:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INTERVENSI

Terdengar alunan merdu di sudut kota,

Dari seorang sutradara cerita ,

Yang belum jelas siapa dia,

Yang terdengar hanya irama,

Nadanya penekanan yang luar biasa,

Perintahnya melodi  yang tak bisa terbantahkan oleh waktu.

Lalu di kemudian hari,

Kidungnya fana,

Dan liriknya berserakan di beranda depan,

Terbawa angin

hingga sampai di lembar keputusan,

Ketika yang benar mulai tersudut,

Oleh bibir kerdil berwajah purnama,

Yang hadir seakan penyejuk dahaga,

Sementara

ada sekian perih dengan wajah-wajah gelisah,

Yang serba salah,

Kehilangan rangkaian nada,

Hanya tanda oktaf yang merenda di kepala.

Ratusan kuning  Akasia berjatuhan,

Menyaksikan tarian pena,

Merangkai kalimat yang tak putus dari musim panas di pinggir jalan depan  peraduan.

Pulau Seribu Masjid, 5 Maret 2022

Guru Penggerak Merdeka Belajar

KGP LOBAR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun