Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Tinggal di Palembang

Penulis adalah Guru Ngaji di Rumah Tahfidz Rahmat Palembang, dan Penulis Buku "Revolusi Hati untuk Negeri" bekerja sebagai Jurnalis di KabarSumatera.com Palembang. (www.kabarsumatera.com) dan mengelola situs sastra : www.dangausastra.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Memaksa Kerbau untuk Mencintaimu

28 Desember 2019   08:24 Diperbarui: 28 Desember 2019   08:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebaik-baik manusia, adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain," jawab Gus Pri singkat.

"Hubunganya dengan tarekat?" Nyai Hayat kembali menyampaikan simpanan pertanyaan.

"Tarekat itu kan jalan. Ya, jalan menuju Allah. Jalurnya bisa macam-macam. Salah satu diantaranya mengembangkan rumah tahfidz ini menadi pondok pesantren. Kiai-kiai pondok banyak yang bertarekat, dan mereka mendirikan pondok, punya ratusan bahkan ribuan santri. Jadi apa salahnya dengan tarekat dan mengembangkan rumah tahfidz menjadi pondok pesantren?" tegasnya.

"Ya, kata sebagian mereka, kalau Gus Pri sudah bertarekat, banyak-banyak dzikir saja, fokus pada Allah dan tidak usah sibuk lagi ngurusi santri. Buat saja majelis untuk nampung Jemaah suluk," ujar Nyai Hayat mengutip pembicaraan beberapa orang yang beberapa bulan ini melihat Gus Pri dianggap tidak lagi fokus pada Jemaah suluk.

"Ingat kata guru kita, Buya Syekh Salman Daim, jangan karena kita karena bertarekat, kemudian kita berpangku tangan, menyerahkan sesuatunya kepada Allah tanpa berikhtiar dan berusaha. Itu salah juga. Kita lihat, Buya masih mendirikan pondok dan majelis. Bahkan sekarang mengembangkan perguruan tinggi, untuk para syekh muda yang akan kuliah. Itu bukti kalau Buya tetap berusaha dan berikhtiar tanpa henti. Tapi semua hasil itu Allah yang urus, bukan kita.  Tarekat itu juga memperjelas tujuan, memperjelas posisi : dimana Allah dan dimana hamba. Siapa kita dan siapa Allah! Tugas hamba, ya menjalani, tapi soal hasil itu Allah yang punya," tegas Gus Pri, memperkuat batin Nyai Hayat.

"Tapi diantara mereka ada saja yang tidak memahami tentang apa tujuan kita. Tuduhan miring selalu ada yang datang dan pergi. Kadang terpikir, dengan cara apa kita harus menjelaskan pada mereka supaya mereka mengerti apa yang kita cita-citakan," Nyai Hayat menuangkan kegelisahannya lagi.

"Tugas kita menjalani dan menjadi tauladan. Apakah mereka sadar dan tidak , itu bukan urusan kita. Kalau sudah wilayah batiniyah, itu urusan Allah, bukan tugas kita. Kita tidak mungkin memaksa kerbau memahami isi buku. Dikasih buku juga, kerbau tidak akan paham? Sebab kerbau memang ditakdirkan tidak memahami buku! Jadi kita juga tidak perlu memaksa siapapun agar paham dengan apa yang kita cita-citakan. Tidak perlu kita memaksa kerbau mencintai kita. Tapi sebaliknya, kitalah yang harus lebih dulu memahami mereka. Lebih dulu mencintai kerbau, supaya kerbau juga berbalik mencintai kita. Kalau orang tidak cinta, tidak suka, kenapa harus kita paksa untuk suka dan cintai?! Itu urusan Allah. Tugas kita sekarang, mengurusi dan mencintai hamba Allah, khususnya santri di rumah tahfidz ini. Kata Allah : urusilah hamba-Ku, maka Aku akan mengurusi engkau, itu saja," tegas Gus Pri, yang kemudian menuju ke kebun di depan rumah tahfidz, dan mengajak para santri menebar benih, menanam sayuran, yang di kemudian hari akan tumbuh dan berkembang dengan hasil  yang lebih baik. Aamiin.**

 Ponpes Tahfidz Rahmat,

Jl. Seruni-Palembang, 27 Desember 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun