Dina dan Alat Ajaib
Oleh: Sandika Wandara
Di sebuah desa kecil bernama Kampung Pelangi, tinggal seorang anak perempuan bernama Dina yang memiliki mimpi besar. Dina tidak seperti anak-anak lain seusianya. Ketika teman-temannya bermain boneka atau layang-layang, Dina sibuk di bengkel kecilnya di belakang rumah.
Bengkel itu bukan bengkel biasa. Penuh dengan barang-barang bekas yang Dina kumpulkan dari berbagai tempat: botol plastik, roda mainan rusak, kawat-kawat bekas, dan bahkan potongan kayu dari pohon yang ditebang di desa. Dina memandang barang-barang ini bukan sebagai sampah, melainkan bahan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Suatu sore, Dina tengah bekerja di bengkelnya. Ia sedang mencoba membuat alat pengaduk otomatis untuk membantu ibunya memasak. Tangannya sibuk memotong kawat, sementara otaknya terus berpikir tentang cara terbaik menyatukan roda kecil dengan batang kayu.
“Dina!” panggil ibunya dari dapur. “Kamu tidak bosan di bengkel itu terus?”
Dina mengusap keringat di dahinya dan keluar dengan senyum lebar. “Tidak, Bu. Aku sedang membuat sesuatu yang akan mempermudah pekerjaan Ibu di dapur!”
Ibunya tersenyum tipis, meskipun ia masih merasa ragu. “Baiklah, tapi jangan lupa istirahat, ya.”
Namun, tidak semua orang mendukung Dina. Di sekolah, ia sering diejek oleh teman-temannya, terutama oleh Andi dan Rio.
“Hahaha, Dina lagi-lagi dengan barang-barang bekasnya,” ejek Andi ketika melihat Dina membawa roda kecil ke kelas.