Air mata menetes, menembus gelap, Â
Bagai permata yang tersembunyi dalam malam lelap, Â
Aku mengadu dalam sunyi yang tak terukur, Â
Meraih kasih-Nya, melabuhkan segala keluh yang hancur.
Tahajud ini, persinggahan hati yang sunyi, Â
Di mana aku dan Tuhan, tak lagi berjarak, Â
Di setiap detak, kurasakan dekap-Nya yang erat, Â
Melenyapkan resah, membisikkan cahaya yang lekat.
Hingga fajar perlahan membuka tirai, Â
Aku kembali pada dunia dengan damai, Â
Tahajud, adalah janji yang kutanam dalam hati, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!