Karya: Sandika Wandara
Di sepertiga malam, aku terjaga, Â
Ketika sunyi menyelimuti alam, Â
Di Sanalah rindu bergulir perlahan, Â
Kusujudkan jiwa yang haus akan kedamaian.
Di hening yang merambat dalam, Â
Kulafalkan doa-doa dalam getar yang dalam, Â
Tak ada suara, hanya bisikan jiwa, Â
Memanggil nama-Nya dengan lirih dan penuh asa.
Air mata menetes, menembus gelap, Â
Bagai permata yang tersembunyi dalam malam lelap, Â
Aku mengadu dalam sunyi yang tak terukur, Â
Meraih kasih-Nya, melabuhkan segala keluh yang hancur.
Tahajud ini, persinggahan hati yang sunyi, Â
Di mana aku dan Tuhan, tak lagi berjarak, Â
Di setiap detak, kurasakan dekap-Nya yang erat, Â
Melenyapkan resah, membisikkan cahaya yang lekat.
Hingga fajar perlahan membuka tirai, Â
Aku kembali pada dunia dengan damai, Â
Tahajud, adalah janji yang kutanam dalam hati, Â
Untuk selalu menemukan Tuhan, di sela malam yang sunyi.
Jambi, 07 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H