SOLO. Ditengah hiruk pikuk Jalan Bhayangkari di Kecamatan Sriwedari,  berdiri Museum Keris Nusantara yang menjadi salah satu  objek wisata bernuansa budaya dan sejarah di Kota Solo. Museum Keris Nusantara dibangun pada tahun 2017 yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pendirian museum yang berada di bawah naungan UPTD Museum kota Surakarta ini merupakan keberlanjutan dari adanya pengakuan dunia terhadap eksistensi keris.
"Terbentuknya museum tak terlepas dari pengakuan dari dunia oleh UNESCO pada tanggal 25 November tahun 2005 di Paris, Perancis bahwa keris adalah peninggalan sejarah budaya tak benda" jelas Putri, pemandu wisata di museum tersebut, Rabu (29/5/24).
Putri juga menambahkan bahwa pengakuan dunia terhadap keris tak terlepas dari adanya nilai filosofi yang luhur dan kental pada keris. Museum ini layaknya sebuah benteng yang bukan hanya menjaga keris itu sendiri melainkan juga mengokohkan dan menjaga filosofi pusaka budaya sarat sejarah.
Seperti namanya, museum ini menjadi rumah dari keris-keris yang ada di Indonesia. Putri, pemandu wisata di museum tersebut menjelaskan terdapat 495 keris yang terpajang jumlah tersebut belum termasuk keris-keris lainya yang masih tersimpan di ruang perawatan.
Seluruh keris yang terdapat di museum ini merupakan pemberian hibah yang sebagian besar dari hibah perseorangan. Seperti keris Pandawa yang merupakan hibah dari Ir Suyono. Keris ini memiliki ciri hitam legam dengan jenis pamor Keleng. Pamor merupakan motif yang terdapat dalam tubuh keris.Â
Filosofi keris ini tak jauh-jauh dari kata Pandawa yang mana keris ini merupakan simbolisasi dari sebuah harapan agar pemilik keris diwariskan sifat luhur layaknya anggota Pandawa Lima.
Keris hibah lainya yang menjadi salah satu masterpiece adalah keris Kyai Tengara yang merupakan keris pemberian dari Presiden Joko Widodo. Keris dengan gaya luk atau bergelombang  ini memiliki ciri adanya penonjolan motif liman atau gajah bersayap pada bagian gandik dimana motif tersebut dikaitkan dengan penguasaan wilayah darat, laut, dan udara.Â
Warangka atau penutup dari keris ini bewarna merah yang melambangkan kepemimpinan, pada bagian mendhak warangka juga ditonjolkan motif alas-alasan yang merupakan simbolisasi hewan-hewan yang pada keris ini tersurat motif kulit ular dengan penambahan detail gambar-gambar hewan seperti singa, kancil, gajah.
Semakin lama pengunjung menyelami museum pengunjung seolah-olah dicerahkan bahwa keris bukan hanya sebatas senjata yang bermuatan magis. Keris merupakan representasi dari kehidupan masyarakat nusatara yang amat filosofi dan simbolik utamanya dalam hal ini adalah masyarakat jawa.Â
Tak banyak orang tahu bahwa dalam ranah masyarakat Jawa keris memiliki nama lain, yakni wangkringan yang nama tersebut mencakup tiga filosofi keris yakni Duwung, Curiga, dan Keris. Duwung menggambarkan bentuk dapur keris.Â