Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pecinta literasi

Blog ini merupakan kelanjutan dari blog pada akun kompasiana dengan link: https://www.kompasiana.com/sulfizasangjuara 🙏❤️

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Imajinasi Ekologis sebagai Basis Aksi untuk Mewujudkan Masa Depan Lingkungan Suistainable

6 Februari 2024   23:51 Diperbarui: 7 Februari 2024   00:03 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan pengalamanku dalam mempelajari teologi ekologi, ajaran yang membangkitkan imajinasi ekologis juga tersebar dalam kitab-kitab suci agama-agama besar di Indonesia lainnya (non Muslim). Hal ini meneguhkan bahwa seluruh umat beragama di Indonesia bisa berkolaborasi untuk mewujudkan masa depan lingkungan suistainable.

Imajinasi Ekologis dalam Kearifan Lokal

Selain Kitab Suci, kecintaanku pada linterasi dengan minat khusus kearifan lokal, menjadikan imajinasi ekologis semakin kokoh dan mengakar kuat dalam pikiran bawah sadarku. 

Masyarakat tradisional Minangkabau (Orang Minang) di Sumatera Barat meyakini alam adalah guru. Keyakinan tersebut dikukuhkan Orang Minang dalam filosofi ‘alam takambang jadi guru’ (alam terbentang adalah guru). Dengan demikian, Orang Minang yang sejati tidak akan merusak alam alam. Merusak alam berarti merusak guru yang melahirkan kearifan lokal pembentuk peradaban Minangkabau. 

Sementara itu, di jantung Pulau Kalimantan, masyarakat tradisional dari suku Dayak Krio -- salah satu subetnis Dayak di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat – meyakini hutan sebagai sumber kekuatan magis keseimbangan ekologi. Keyakinan tersebut tertuang dalam lagu Pupu Tagua. Berikut nyanyian Pupu Tagua dan terjemahan dengan penggunaan bahasa Indonesia.  


PUPU TAGUA

Kampung pupu tagua 

Nama tanah di daerah tersebut 

Sungai encuke dan riam bunga 

Riam bunga tagua di tanjung ransa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun