Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pecinta literasi

Blog ini merupakan kelanjutan dari blog pada akun kompasiana dengan link: https://www.kompasiana.com/sulfizasangjuara 🙏❤️

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampung Pondok, Tiongkok Kecil di Ranah Minang

3 Maret 2023   23:18 Diperbarui: 1 April 2023   01:55 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Lurah Kampung Pondok beratap gonjong. Sumber: infopublik.id

Di mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung

Berdasarkan informasi seorang warga lokal Kampung Pondok yang tidak ingin penulis sebutkan identitasnya, mengunjungi Kampung Pondok sebaiknya didampingi warga lokal Kampung Pondok. Agar Anda bisa mendapat bimbingan dan pengarahan untuk travelling di Kampung Pondok dengan cara yang tepat.  

Bila tidak didampingi warga lokal Kampung Pondok, sebaiknya Anda mempelajari atau menggali informasi mengenai etika yang berlaku di pemukiman etnis Tinghoa ini, seperti 'larangan' atau 'anjuran' dan 'tabu' atau 'tidak tabu'. 

Misalnya, bila berinterkasi dengan warga etnis Tionghoa Kampung Pondok, sebaiknya kita tidak mengucapkan kosakata 'Cina' seperti dalam kata 'Orang Cina' atau 'kuliner Cina'. Kosakata 'Cina' bisa disebut tabu untuk diucapkan di Kampung Pondok. Sebagian etnis Tionghoa Kampung Pondok tidak nyaman mendengar sebutan 'Cina' tersebut. 

Fenomena ketidaknyamanan yang ditimbulkan kosakata 'Cina' menimbulkan dua indikasi. Pertama, Kampung Pondok menjadi salah satu daerah tujuan etnis Tionghoa dari luar Sumatera Barat mengungsi ketika terjadi tragedi kemanusiaan anti-Tionghoa. 

Pengungsi membawa pengalaman traumatis yang memerciki kesadaran sebagian warga Kampung Pondok. Kedua, informasi mengenai tragedi kemanusiaan anti-Tionghoa menyebar ke Kampung Pondok, menularkan pengalaman traumatis, dan menimbulkan efek paranoid.                  

Untuk menghindari kosakata yang memiliki konotasi negatif terhadap etnis Tonghoa seperti 'Cina', kita bisa mengganti dengan kosakata yang lebih aman. Misalnya, kata 'Orang Cina' diganti 'Orang Tionghoa'. Anda bisa langsung menyebutkan nama jenis makanan ketika wisata kuliner khas Tionghoa. Alih-alih mengucapkan 'kuliner khas Cina'.     

Tentunya, bukan sekadar etika dalam menggunakan bahasa yang perlu Anda pelajari sebelum mengunjungi Kampung Pondok. Terdapat pula etika dalam berperilaku, seperti minta izin terlebih dahulu ketika mengambil foto di tempat khusus atau membawa surat resmi ketika melakukan penelitian. 

Meskipun hanya berkunjung sesaat, pepatah 'dimana bumi dipijak, di situ langit di junjung' tetap berlaku di Kampung Pondok ini. Mempelajari etika yang berlaku di Kampung Pondok akan membuat pengalaman berkunjung lebih nyaman dan berkesan.        

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun