Walaupun pengaruh kebudayaan Tiongkok sangat kuat di Kampung pondok, kebudayaan Minangkabau tidak terkikis habis. Di Kampung Pondok tidak sulit untuk kita temukan jejak kebudayaan Minangkabau yang tercermin pada rendang, musholla beserta masjid, dan bangunan dengan atap bergonjong. Karena itu, tidak berlebihan bila kita menyebut Kampung Pondok sebagai Tiongkok Kecil di Ranah Minang.
Kolaborasi dan Toleransi di Kampung Pondok
Kemampuan etnis Tionghoa dan etnis Minang dalam berkolaborasi merupakan kunci emas eksistensi Kampung Pondok. Di Kampung Pondok ini-lah etnis Tionghoa dan etnis Minang bahu-membahu mengarungi arus nasib hari demi hari.
Tidak jarang warga etnis Tionghoa-Minang menggelar dagangan di bawah satu atap kedai. Tidak sedikit pula etnis Minang yang menjadi karyawan di toko milik warga etnis Tionghoa. Tidak heran bila asap hio dan aroma wangi rendang bisa mengepul pada satu meja di Kampung Pondok.
Selain itu, warga Kampung pondok sangat menjunjung toleransi. Di Kampung Pondok inilah kelenteng dan masjid bisa berdiri megah. Di Kampung Pondok ini pula Tahun Baru Imlek dirayakan semeriah Hari Raya Iedul Fitri. Di Kampung Pondok ini pula lazim dijumpai etnis Tionghoa yang menganut Islam.
Kita tidak menafikkan keberadaan potensi konflik sosial di Kampung Pondok. Tetapi, potensi tersebut relatif masih rendah dan bisa diredam, seperti persaingan dalam perdagangan di Pasar Kongsi. Konflik inipun tidak termasuk rasial, wajar, manusiawi, bisa terjadi antarsesama etnis, dan bisa diredam warga Kampung Pondok.
Kolaborasi dan toleransi yang sudah mengakar kuat dalam kesadaran kolektif etnis Tinghoa dan etnis Minang di Kampung Pondok. Mereka tidak hanya seiring ketika senang, tetapi juga tetap sejalan pula di masa susah, seperti menghadapi situasi konflik anti-Tionghoa tahun 1998.
Berdasarkan keterangan Erniwati yang disiarkan kanal YouTube ( Padangkita, 12 Februari 2021) tidak seorang pun warga etnis Tionghoa yang mengalami tindak kekerasan ataupun korban jiwa pada masa kerusuhan anti-Tionghoa di tahun 1998. Alih-alih etnis Minang pun tidak segan-segan melindugi warga Tionghoa, seperti karyawan etnis Minang yang melindungi toko milik warga etnis Tionghoa tempat mereka bekerja.
Kolaborasi dan toleransi antaretnis Tionghoa-Minang di Kampung Pondok membuktikan bahwa seluruh bangsa di dunia bisa bersinergi untuk menciptakan tatanan kehidupan yang sinergis, dinamis, produktif, dan progresif.