"Bersiaplah cinta mengetukmu, hati selalu berpintu [2]", tutur Amelia ketika menepuk bahu Aida sambil menyerahkan setumpuk foto lelaki lajang yang menjadi teman dekatnya. Tidak sedikit yang berwajah oriental dan mirip aktor papan atas dalam film-film Korea.
Tutur kata Amelia seolah mengandung sihir. Tepatnya, sihir cinta. Mula-mula, Aida hanya sedikit kaget. Begitu mulai tenang, matanya telah tertambat pada foto-foto pria-pria tampan yang berserakan di permukaan meja kerjanya, menutupi foto Lelaki Pertama.
"Pilihlah lelaki mana yang kau suka," ujar Amelia sebelum meninggalkan Aida. Setelah kau punya pilihan, aku akan membantumu untuk menjerat hatinya.
Malamnya, Aida tidak bisa memejamkan mata. Setiap bayangan Lelaki Pertama menyapa ingatannya, secepat itu pula para lelaki proyek Amelia mengusirnya. Bayangan-bayangan mereka berkelahi dalam kepala Aida. Membuat Aida mengalami insomnia. Untuk mengalihkan pikirannya dari bayangan para lelaki, ia pun menyalakan 'laptop' dan mengerjakan tulisan yang semestinya dikerjakan besok pagi di kantor.
Besok paginya, Aida terlambat masuk kantor. Setiba di meja kerjanya, ia langsung menyalakan laptop dan menyetel musik. Tapi, kantuk begitu memberat di matanya. Lima belas menit kemudian, ia telah tertidur lelap berbantalkan lengan.
Bu Deviana yang selalu disiplin, telah bersiap untuk menceramahinya. Ancaman 'Saya bisa memotong gajimu!' selalu ampuh membuat kayawan untuk kembali giat bekerja.
Begitu Bu Deviana berdiri satu langkah di depan meja kerja Aida, perempuan setengah baya itu terpana. Selembar foto terselip di bawah lengan yang menjadi bantal Aida. Setelah ia cermati, foto itu bukanlah foto Lelaki Pertama yang membuat Aida berduka.
Dari layar laptop telah terpampang naskah baru yang menjadi tugasnya. Tinggal sedikit editing yang menjadi pekerjaan Lulu sebagai editor. Dari ponsel Aida mengalun tembang lawas: All you need is love.
Bu Deviana tersenyum lega. Matanya berkilau laksana bintang. Aida sedang jatuh cinta, bisiknya pada Amelia yang berdiri tujuh langkah dari meja Aida.
Sepeninggal Bu Deviana, Amelia menghampiri meja kerja Aida. Aida masih belum juga bangun. Ketika menatap foto lelaki yang dipilih Aida, Amelia terpana. Di antara ratusan foto lelaki yang disodorkan Amelia, Aida malah memilih lelaki yang sangat tidak direkomendasikan.