Terdapat dua ajaran kehidupan yang diajarkan Lois L Hay yang sangat melekat dalam benak saya. Bila kita mengadopsinya sebagai tuntunan kehidupan, saya percaya sebagian beban hidup akan terangkat dan menjadikan upaya meretas sukses menjadi lebih ringan.
Salah satu ajaran hidup yang diajarkan Louis L Hay yang saya garis bawahi adalah adalah menyayangi diri sendiri. Mayoritas manusia tidak menyayangi diri masing-masing. Alih-alih mayoritas manusia membenci dirinya sendiri. Kita keberatan dengan bentuk tubuh, ini-itu yang belum kita miliki, dan masih banyak lagi. Energi kehidupan yang semestinya bisa digunakan untuk menghasilkan karya kreatif dan inovatif; menjelma bahan bakar yang memicu berkobarnya emosi dan pikiran negatif yang menjauhkan kita dari upaya meretas sukses.
Ajaran kedua dari Louis L Hay adalah bersyukur. Rasa syukur harus kita tumbuhkan setiap saat. Dalam mewujudkan rasa syukur ini, kita memang harus berlatih dalam olahraga pikiran. Adalah sulit bila kita bersyukur dalam kondisi yang tidak nyaman khususnya dalam situasi yang dinilai gagal. Tetapi, bila kita terlatih dalam olahraga pikiran upaya mewujudkan syukur di setiap saat tidak akan menjadi sebuah permainan yang menantang dan mengasyikkan.
Misalnya, kita mengucapkan, Terimakasih Tuhan karena kegagalan ini. Sebab, tanpa kegagalan ini, aku tidak akan mengasah semangat dan mengambangkan kreatifitas dalam menghasilkan karya.
Kita sebaiknya menyadari bahwa setiap orang memiliki perjalanan spiritual masing-masing yang tidak bisa diseragamkan. Karena itu, adalah sesuatu yang keliru besar ketika kita takluk pada 'standar sukses' yang ditetapkan sistem di luar diri kita.
Mari kita menyayangi diri masing-masing dan bersyukur setiap saat. Dengan jalan ini, titik terang menuju sukses akan kita temukan dalam perjalanan menuju kesejatian diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H