Apakah kamu pernah merasa dirimu gagal? Jika pernah, bagaimana reaksimu menghadapi kegagalan itu? Bila kamu bersedih atau depresi karena gagal; berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk muve on?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting dalam dunia orang sukses khususnya di bidang "entrepreuner". Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga terus mengiringi satu istilah yang diajarkan untuk kita hindari: gagal. Kenyataannya, tidak ada enterpreuner khususnya 'entrepreneur kelas dunia' yang tidak memiliki pengalaman gagal.
Sistem dalam kehidupan kita yang multidimensi mengajarkan kita untuk menghindari sebuah kondisi yang dinamakan gagal. Bahkan, sistem pendidikan yang dipercaya sebagai jalan untuk menciptakan masa depan yang gemilang, sesungguhnya turut memberikan kontribusi yang sangat besar dalam upaya menghindari gagal.
Para pelajar atau mahasiswa, terutama saat jelang ujian, mayoritas akan belajar tekun karena cemas gagal dalam ujian atau tidak ingin gagal meraih nilai/prestasi tertinggi. Kondisi itu terus berulang atau mengalami repetisi yang konsisten, sehingga memicu tercipta 'mindset' menghindari gagal atau takut pada kegagalan.
Bila menghindari gagal atau takut gagal telah tertanam sebagai 'mindset' dalam kesadaran atau pikiran bawah sadar kita; bisa disebut upaya untuk meraih sukses sebagai kemustahilan. Sebab, semua orang sukses yang melegenda tidak pernah bebas dari kondisi yang disebut gagal.
Menghindari sukses berarti menghindari gagal. Sebaliknya, berani gagal berarti berani pula untuk sukses.
Semua orang sukses, setidaknya yang saya pelajari dari biografi dan buku-buku yang mengangkat kisah mereka, menyikapi kondisi atau situasi gagal dengan cara yang positif. Dari mereka saya menyadari bahwa bagaimana sikap kita menghadapi gagal sangat menentukan sukses yang akan kita raih sebagai masa depan.
Semua orang memiliki potensi yang sama untuk meraih sukses. Memang terdapat situasi dan kondisi tertentu yang menyebabkan orang-orang tertentu sulit untuk meraih sukses. Misalnya, orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik atau gangguan kesehatan. Tetapi, bila mereka memiliki mindset sukses, orang-orang tersebut tetap akan berada pada jejeran orang sukses. Bukan materi atau status sosial yang mereka genggam yang membuat mereka layak disebut sebagai orang sukses, melainkan kehidupan yang syarat inspirasi yang menjadi warisan abadi.
Louis L Hay merupakan salah satu orang sukses yang sangat saya kagumi. Ia tidak lulus SMA. Ia hamil di luar nikah dan di usia yang masih muda. Karena kesulitan finansial, ia terpaksa menyerahkan anaknya ke panti asuhan untuk kemudian terpisah selama-lamanya. Jelang usia dewasa, ia berhasil merintis karir gemilang di dunia 'fashion', menikah, mapan, untuk kemudian bercerai dan terbuang, serta kembali ke titik nol. Tidak ada cacat lagi gagal demi gagal dalam kehidupan Louis L Hay.
Alih-alih menyerah kalah dan larut dalam depresi, Louis L Hay berhasil meretas kehidupan yang berkelimpahan. Ia dikenal dunia sebagai terapis, penulis buku 'best-seller' internasional, pembicara internasional, guru, filantropis, dan masih banyak bidang kehidupan yang diselami Louis L Hay. Semuanya diraih Louis L Hay berkat keyakinannya pada kelimpahan yang dimiliki seluruh makhluk khususnya manusia.