Alih-alih melakukan proses menyimak yang intens dari Client, Marketers malah sibuk mengambil alih proses komunikasi dan segera memberikan resep jitu atau bahkan memutus alur komunikasi (dengan pertimbangan membuang waktu karena tidak prospektif ).
Seperti layaknya manusia pada umumnya, Client sebagai manusiapun, pasti memiliki hal-hal yang tidak disukai, preferensi bahkan hal-hal lain diluar itu semua yang tidak dapat diperoleh dengan hanya bertatap mata lewat texting ponsel, email dan formal meeting.
Saat ini, sudah jarang sekali kita dapat melihat Marketers yang mampu menajamkan art of listening terlebih lagi menggunakan fleksibilitas  ( lebih tepatnya adaptasi ) dengan karakter dan behavior Client. Jika seorang marketer hanya melihat target market, batas waktu dan objek, maka akan sulit sebuah kemampuan art of listening diperoleh.
Mengapa art of listening ini  begitu penting, karena setiap transaksi bisnis itu dimulai dari trust dan kenyamanan. Jika sebuah brand tidak mampu membentuk trust dan kenyamanan kepada target market, maka setiap program marketing akan mengalami kegagalan demi kegagalan dalam rangkaian Klien yang ada.
Melalui kemampuan art of listening yang baik dan terus diasah, Marketers dapat membentuk kenyamanan, insight yang penting dan urgen namun tidak tertulis dan terlebih lagi  "posisi" yang kuat di Klien. Kenyamanan ini kemudian harus diikuti dengan performance Brand dalam  setiap touch points dengan Klien.
Dengan melakukan kedua hal ini, yakni art of listening dan performance based what we promise, maka posisi Brand akan semakin kuat dan mampu dijadikan preferensi utama dalam dua waktu yang berbeda.
Dua waktu tersebut adalah masa saat pengambilan keputusan pembelian dan jika pun tidak tercapai penjualan, Brand masih masuk dalam kualifikasi utama Klien. Nah, posisi penting Brand dalam dua masa waktu yang berbeda inilah yang membuat posisinya semakin kuat.
Jika kita mau merunut dalam ragam literasi maupun dunia praktisi Marketing, terdapat tiga tujuan program utama Marketing, yakni masuk dalam radar Client, memenangkan proses pembelian dan menjadi rekomendasi, maka kajilah kembali dengan jujur dan bijak, sudah sebaik apa kita mampu mengasah kemampuan art of listening dan perform what we promise kepada Client.
Ingatlah pareto umum, bahwa jauh lebih baik menjadi bagian yang sedikit, namun memberikan dampak yang besar, dibandingkan menjadi bagian yang besar, namun memberikan kontribusi sedikit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H