Banyak berita dan informasi yang tersebar mengenai perubahan iklim yang disebabkan oleh La Nina ini menjadi topik dan perhatian untuk kita semua bahwa hal ini bukan hanya disebabkan oleh pengaruh La Nina saja, akan tetapi juga disebabkan oleh pola kehidupan manusia yang berpengaruh dan berdampak pada iklim yang terjadi di bumi ini.Â
Kita tidak boleh meremehkan atau menganggap sepele mengenai perubahan iklim yang sedang terjadi, karena kita tidak tahu dampak besar apa yang akan berakibat kepada manusia saat ini.
Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina. Ini berpotensi untuk terus berkembang dan kita harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina yang akan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2022.Â
Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Januari terutama di wilayah Sumatra bagian selatam, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan, maka La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan diatas normalnya.Â
Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
 Sebagai pemuda dan juga penerus bangsa, aksi yang dapat ditunjukkan dan dapat diaplikasikan yaitu dengan pemahaman terhadap informasi iklim, adaptasi perubahan iklim yang terjadi, dan program literasi tentang iklim kepada masyarakat.Â
Dengan adanya informasi dan perubahan iklim, kita terutama pemuda yang dizaman ini yang tidak luput dari berita-berita dan informasi terbaru, harusnya dapat memahami dan mempelajari mengenai iklim dan cuaca yang terjadi.Â
Dimana dengan informasi-informasi yang sangat cepat beredar melalui media sosial, kita dapat mengidentifikasi, menakar, memantau terhadap perubahan iklim yang terjadi. Dengan adanya informasi ini, resiko terjadinya bencana akan dapat terminimalisir dan dapat meningkatkan kapasitas peringatan dini bencana.Â
Pemanfaatan pengetahuan, inovasi dan Pendidikan untuk membangun budaya selamat dan Tangguh di semua level masyarakat. Informasi ini juga dapat mengurangi factor bencana dengan data resiko basis lokasi, serta penguatan kesiapsiagaan bencana untuk respon efektif di semua level masyarakat.
Selain dengan adanya informasi terkait perubahan iklim, aksi kita sebagai pemuda juga dapat dilakukan dengan memitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim yang akan terjadi. Mitigasi perubahan iklim merupakan segala bentuk aksi yang dapat mengurangi laju perubahan iklim, melalui pembatasan atau pencegahan emisi gas rumah kaca dan peningkatan aktivitas yang dapat menyerap gas-gas tersebut dari atmosfer.Â
Sedangkan adaptasi sendiri yaitu proses untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi perubahan iklim yang tengah dirasakan atau diharapkan akan terjadi, beserta dampak-dampak yang ditimbulkan. Adanya advokasi perubahan iklim merupakan bagian dari udaha dalam mengikutsertakan masyarakat untuk peduli terhadap perubahan iklim dan turut mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.Â