Mohon tunggu...
Bayu Setiawan
Bayu Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Seorang pahlawan pisang goreng dengan makanan favorit telur setengah matang buatan mama. Anti sama Lurah mata duitan!.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi "ngacengan"

7 Mei 2016   18:56 Diperbarui: 7 Mei 2016   19:06 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Saya pikir, hal-hal semacam ini bermula dari kebiasaan untuk tidak peduli.  Masyarakat kita sudah keracunan sikap individualis-apatis, sehingga abai terhadap lingkungan dan apa saja yang ada di luar dari bagian entitas kita sendiri.  Ketidakpedulian itu, yang membuka celah terhadap kejahatan-kejahatan yang terjadi di sekitar kita.  Sikap individualistik yang linier dengan kapitalis memunculkan tingkah ke'aku'an yang lebih anarkis dengan memandang apa yang ada di luar itu "tidak penting", kecuali bermanfaat bagi diri sendiri.  Sehingga, yang timbul adalah usaha untuk mengeksploitasi segalanya untuk memuaskan hasrat pribadi.

 

Celakanya, meminjam istilah dari salah satu kawan saya, kita ini sekarang dikepung oleh sekelompok 'generasi ngacengan'.  Yaitu generasi yang dikit-dikit ngaceng ketika lihat sesuatu yang menurutnya sensual, lebih sering berpikir untuk keperluan burungnya sendiri, disertai gagap pengetahuan, latah terhadap hal negatif dan terkikis sisi humanis-nya.

 

Kemajuan teknologi yang kerap jadi kambing hitam itu lebih disalahpahami oleh generasi ngacengan ini sebagai media untuk mengeksplorasi hal-hal negatif, misal, streaming film porno.

 

Apa pasal terciptanya generasi ngacengan ini?.  Pertama jelas paham individualis yang menyerang dan mengelilingi masyarakat kita.  Di satu sisi, masyarakat dijauhkan dari rasa tanggung jawab untuk menjaga pendidikan moral generasi penerus, karena sudah terlalu pusing berfikir tentang masalah ekonomi.

 

Di sisi lain, bakal generasi ngacengan ini juga yang terbiasa diabaikan serta tidak mendapat pengetahuan yang cukup untuk menjadi manusia, yang ada, mereka yang terbiasa 'sendiri' ini terpupuk bibit individualisme-nya, justru mendapat asupan hal-hal yang asusila secara bebas tanpa pendampingan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun