Beberapa masyarakat berpersepsi dan percaya bahwa dengan adanya program vaksinasi ini dapat mengatasi virus Covid-19 karena Sebagian besar masyarakat yang di vaksin akan membentuk herd imunity (kelompok kekebalan).
Namun tak sedikit pula masyarakat yang berpersepsi adanya vaksinasi ini tak berguna karena manusia sendiri sudah memiliki sistem kekebalan tubuh, ada pula persepsi bahwa orang yang di vaksin ini akan di masukan cip ke dalam tubuhnya.
Oleh karena itu pemerintah harus memutar otak kembali agar program vaksinasi ini dapat berjalan dengan lancar sehingga pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir.
Penggunaan para tokoh publik atau influencer sebagai informan untuk mempersuasi masyarakat agar dapat termotivasi untuk ikut di vaksin menjadi salah satu cara pemerintah untuk menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat.
Influencer adalah tokoh publik yang memiliki banyak pengikut sosial media yang signifikan, oleh karena itu hal yang mereka sampaikan dapat mempengaruhi perilaku para pengikutnya (Hariyanti & Wirapraja, 2018: 141).
Seorang influencer dengan personal branding yang baik dan menarik akan menjadi daya tarik bagi orang lain bahkan tanpa bertemu secara langsung, personal branding tersebut secara tidak langsung akan membentuk persepsi yang positif bagi para audiens sehingga dapat dijadikan sebagai alat persuasif (Indah, 2020: 69).
Di masa pandemi Covid-19 ini pemerintah Indonesia menjadikan Influencer sebagai brand ambassador dari program vaksinasi Covid-19. Hal ini memiliki kaitan dengan adanya kekuasaan, ideologi, serta budaya. Keadaan pandemi Covid-19 ini menjadi suatu kebudayaan baru bagi masyarakat, sehingga dibutuhkan adaptasi terhadap keadaan baru ini.
Influencer yang memiliki banyak pengikut ini dijadikan contoh atau pedoman bagi para pengikutnya, inilah yang menjadi implementasi dari adanya kekuasaan dari influencer untuk mengatur atau membentuk perilaku dari para pengikutnya.
Vaksinasi Covid-19 ini pertama kali diberikan kepada Presiden lalu diikuti oleh influencer, hal ini diharapkan para tokoh ini dapat menyebarluaskan ke masyarakat dan akan percaya akan program vaksinasi ini.
DAFTAR PUSTAKA :
Hariyanti N.T., Wirapraja A. (2018). “Pengaruh Influencer Marketing sebagai Strategi
Pemasaran Digital Era Modern (Sebuah Studi Literatur)”. Jurnal Eksekutif, (15), 141
Indah, Rezki Mutiara, and Reza Saeful Rachman. (2020). "Pengaruh Personal Branding dan
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Kuantitatif BTS dan Album Love
Yourself pada Fandomnya Army Bandung)." Buana Komunikasi (Jurnal Penelitian dan Studi
Ilmu Komunikasi) 1.1 (2020): 69.
Hafizh, F., & Hasbiansyah, O. (2021). Hubungan Personal Branding Influencer sebagai Ambassador Vaksin dengan Kepercayaan Followers pada Vaksin. Jurnal Riset Manajemen Komunikasi, 1(2), 119-125.
Calista, T., & Shihab, M. (2021). Pembentukan Persepsi Masyarakat Pekerja terhadap Vaksinasi COVID-19. CARAKA: Indonesian Journal of Communications, 2(1), 20-26.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H