Ketertarikan saya pada bunga lawang (adas bintang/ bunga pekak/ star anise/ illicium verum) diawali dari hobi memasak. Saya suka memasak makanan berempah seperti: spageti, mie aceh, sop, rendang dan aneka masakan lainnya. Suami dan anak-anak pun sangat menikmatinya. Saya suka bereksperimen dengan berbagai macam rempah, karena memang pada dasarnya saya sangat menggemari makanan berempah. Dan yang sangat saya syukuri bahwa Indonesia kaya rempah.
Suatu hari saya memasak saos spageti. Biasanya saya menggunakan lada, biji pala, cengkeh dan bunga lawang sebagai rempahnya. Entah mengapa kala itu saya tertarik untuk mengetahui rasa bunga lawang kering. Biasanya saya hanya tahu rasanya sesudah tercampur dalam bumbu masakan. Kalau kebetulan termakan dalam kuah sop/ soto pasti terasa pahit. Saya coba cicipi sedikit. Terasa tidak enak di lidah.
Saat itu saya teringat kata pepatah, "manis jangan langsung ditelan, pahit jangan langsung dibuang". Saya lanjutkan memakannya. Saya kulum-kulum, kemudian saya kunyah sedikit demi sedikit sambil berusaya mencari tahu rasa di lidah, ternyata rasanya seperti permen hacks. Manis dan pedas. Bedanya adalah pada bunga lawang ada sedikit rasa asam. Paduan rasa yang sempurna. Saya suka. Nafas saya terasa bau minyak telon. Saya jadi tambah penasaran.
Acara memasak saos spageti saya tunda. Saya ambil handphone dan langsung googling. Setidaknya ada sekitar 13 khasiat bunga lawang yang saya temukan dari berbagai sumber informasi, baik dari tulisan dalam blog pribadi, maupun dari jurnal ilmiah, yaitu:
- Meredakan flu dan batuk, serta melegakan pernafasan.
- Mencegah bau mulut.
- Mengatasi masalah pencernaan/ melancarkan pencernaan.
- Meredakan kembung dan masuk angin
- Menghilangkan nyeri, termasuk nyeri haid
- Anti Oksidan/ Menjaga kesehatan kulit/ Memperlambat penuaan
- Mengurangi gejala rematik dan sakit punggung
- Meningkatkan kualitas tidur/ mengatasi insomnia/ membuat tidur nyenyak.
- Meningkatkan kesehatan jantung.
- Meningkatkan stamina, termasuk meningkatkan libido
- Mempercepat proses penyembuhan luka
- Anti jamur.
- Mengatasi sel kanker
Mengetahui deretan manfaat yang sangat luar biasa tersebut, saya langsung bergumam dalam hati, "pantas saja para penjajah datang ke Indonesia, apalagi Belanda, sampai bertahan sekitar 350 tahun. Indonesia begitu kaya dengan rempah berkhasiat bernilai tinggi". Sebagai akademisi, tentu saya tidak berhenti pada manfaatnya saja. Saya cari tahu kandungannya dan juga efek sampingnya.
Berdasarkan penelusuran online, saya ketahui bahwa dalam bunga lawang terdapat kandungan minyak atsiri (anetol sebanyak 85-90%), tanin dan flavonoida yang mana zat ini dapat bersifat antibakteri. Ekstrak buahnya dapat digunakan sebagai antimikroba, antioksidan, insektisida, sedativ dan konvulsi. Adapun minyak atsirinya sebagai antirematik, antiseptik, mengobati demam, kudis, mengobati sembelit dan insomnia. (Sumber)
Sumber lainnya menyebutkan bahwa bunga lawang berfungsi sebagai antifungal (anti jamur), antimikrobia, antioksidan, dan juga berpotensi sebagai anticancer. Selain itu juga efektif mencegah dermatitis. Khasiat ini disebabkan bunga lawang mengandung poliphenols, flavonols (quercetin dan kaempferol), antosianin, tanins dan asam fenolik seperti shikimac dan asam galat. (Sumber)
Setelah menemukan khasiat dan kandungannya, saya coba mencari tahu efek sampingnya. Namun tak satupun artikel yang saya temukan. Dari berbagai sumber saya temukan informasi bahwa cara paling umum mengkonsumsi bunga lawang adalah dengan merebusnya.
Dalam rebusan dapat dicampurkan berbagi rempah lainnya, seperti cengkeh dan kayu manis. Namun, saya lebih memilih mengkonsumsina dalam keadaan kering. Selain praktis, sensasi rasanya juga lebih ternikmati.
Saat pertama kali saya konsumsi terasa ada perubahan pada saat tidur dan bangun pagi. Tidur saya benar-benar pulas dan puas. Kalau sedang banyak kegiatan di kampus, biasanya saya tidur lebih awal di malam hari.