Mohon tunggu...
Jovin VerenMarfella
Jovin VerenMarfella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

42321010081 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis_14_Determinants of Corruption in Developing Countries

3 Desember 2022   16:52 Diperbarui: 3 Desember 2022   17:01 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami pula telah menyelidiki jalinan korupsi dengan aspek non- ekonomi Suka; demokrasi, kebebasan pers dan bagian populasi yang berafiliasi dengan agama tertentu, dengan dorongan diagram pencar. Jalinan antara demokrasi dan korupsi ialah ditunjukkan pada gambar 2, guna aspek yang lain lihat lampiran.

214-638b1be64addee0a1c0e08b4.jpg
214-638b1be64addee0a1c0e08b4.jpg
Angka ini kembali menunjukkan jalinan negatif antara korupsi dan demokrasi. Ini menyiratkan jika dengan mengadopsi norma- norma demokrasi guna waktu yang lebih lama hendak mengurangi tingkatan korupsi. kebebasan ini membolehkan warga guna mengungkap informasi, mengajukan perkara, permintaan perkara dan menyiarkan penemuan mereka; dan di sebagian negara, catat keluhan mereka langsung ke ombudsman. Temuan ini didukung oleh Kunicova- R. Ackerman( 2005). Guna analisis multivariat, kami memperkirakan kedua persamaan; persamaan( 2) guna determinan ekonomi dan persamaan( 4) guna determinan non- ekonomi.

Selama estimasi, kami mempraktikkan Uji Heteroskedastisitas Putih guna mengecek Heteroskedastisitas kasus yang dapat jadi mencuat karena data cross sectional. Dalam sebagian kasus, kami menghasilkan signifikan F- Statistics yang menunjukkan adanya kasus Heteroskedastisitas, sampai guna menghilangkannya kasus kami mengenakan 2 uji; Standar Tidak berubah- ganti Heteroskedastisitas Putih dan Newey- West HAC Standard Errors& Covariance guna menghapus kasus.

Hasil Penelitan

Riset ini merumuskan kalau determinan ekonomi lebih berarti dibanding aspek penentu non- ekonomi dalam kurangi tingkatan korupsi yang dialami di negeri tumbuh. Nilai- nilai sosial budaya tidak terbawa- bawa oleh agama. Jadi pengaruh agama terhadap korupsi tidak signifikan.

Dengan memikirkan aspek ekonomi dan non- ekonomi dari korupsi. Catatan aspek ekonomi murni terdiri dari kebebasan ekonomi, globalisasi, pendidikan, tingkatan pendapatan rata- rata dan distribusi pendapatan. Dalam kelompok kedua kami memasukkan kebebasan pers, tingkatan demokrasi dan proporsi penduduk yang menganut agama tertentu. Kenyataan empiris menunjukkan jika peningkatan kebebasan ekonomi, globalisasi, dan tingkatan pendapatan rata- rata telah mengurangi korupsi di negara- negeri tersebut.

Model estimasi aspek latar balik non- ekonomi menunjukkan jika faktor- aspek ini bersama- sama tidak berhasil mengurangi korupsi di negara- negeri tersebut. Tetapi pada tingkatan orang, sebagian koefisien signifikan dan bertanda negatif untuk studi lebih dulu; semacam kebebasan pers dan demokrasi. Terakhir, kami pula berupaya memperkirakan kedua model secara bersamaan. Hasilnya hampir sama dengan model lebih dulu.

Interprestasi Hasil

Studi ini menjabarkan kalau aspek ekonomi lebih berarti daripada aspek non ekonomi dalam mengurangi asumsi tingkatan korupsi di negara berkembang. Agama tidak memiliki pengaruh terhadap nilai- nilai sosial budaya. Jadi pengaruh agama terhadap korupsi tidak signifikan. Standar demokrasi di negara- negeri ini pula masih sangat lemah maupun masih dalam tahap dini, yakni dalam peran demokrasi yang terus jadi menyusut. Teruntuk tingkatan korupsi tidak terlihat; Sebaliknya, ia memiliki jalinan positif dengan korupsi di negara- negeri tersebut. Terakhir, tetapi tidak kalah berarti; Aspek ekonomi berhubungan negatif dengan tingkatan korupsi di negara berkembang yang diteliti dalam studi ini.

Simpulan dan Saran

Dalam riset ini, kami berupaya menyelidiki bermacam determinan/ alibi anggapan tingkatan korupsi di 41 negeri tumbuh. Kami menyangka ekonomi sebagai dan determinan korupsi non- ekonomi. Catatan ekonomi murni determinan terdiri dari kebebasan ekonomi, globalisasi, pembelajaran, pemasukan rata- rata tingkatan serta distribusi pemasukan. Riset ini merumuskan kalau determinan ekonomi lebih berarti dibanding aspek penentu non- ekonomi dalam kurangi tingkatan korupsi yang dialami di negeri tumbuh. Nilai- nilai sosial budaya tidak terbawa- bawa oleh agama. Jadi pengaruh agama terhadap korupsi tidak signifikan. Pemerintah pula harus fokus pada pertumbuhan ekonomi yang hendak tingkatkan pendapatan rata- rata dan akibatnya mengurangi korupsi di negara ini. Kebijakan kebebasan pers harus didukung penuh guna mengurangi paparan korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun