Maka dari itu kita harus lebih menggunakan logistikon dibandingkan mengikuti epithumia dan thumos. Kita sebagai harus dapat lebih mengedepankan logika ketimbang nafsu atau hasrat -- hasrat. Ketika seseorang telah mengedepankan mengikuti nafsu dan keinginannya maka saat itulah manusia terjatuh dari kereta bersayapnya dan tidak berhasil dalam mengendalikan kereta tersebut.Â
Maka dari itu manusia itu sendiri harus dapat mendidik dirinya agar dapat mengendalikan hasratnya. Hasrat tidaklah selalu negatif. Oleh karena itulah kita harus dapat melatih diri untuk melihat hasrat mana yang baik untuk diikuti dan yang tidak.
Dan daripada itu juga sebagai manusia harus dapat menyadari potensi -- potensi yang ada dalam diri, agar dapat lebih mengenal diri sendiri lebih jauh. Hal ini penting agar dapat hidup dengan baik dan juga dapat berdampak baik untuk diri sendiri.
Sumber :
https://id.linkedin.com/pulse/arete-hidup-sukses-la-platon-remigius-taolin
https://www.slideshare.net/12345Nha/pemikiran-plato
https://amavolta.wordpress.com/2015/07/25/belajar-menjadi-bahagia-bersama-plato/
https://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2019/11/draft-policy-brief-tipikor.pdf
https://www.hukumonline.com/klinik/a/waspada-kenali-macam-macam-kejahatan-di-internet-cl294
Modul K09