Plato atau Aristokles
Sedikit pembahasan mengenai Platon, atau lebih dikenal dengan sebutan Plato. Nama asli dari Plato sendiri adalah Aristokles. Sebutan Plato merupakan sebuah julukan nama yang diberikan oleh guru senamnya pada terdahulu.Â
Plato ialah seorang filsuf asal Yunani, ia hidup di sekitaran 2500 tahun yang lalu. Plato lahir pada tahun 427 SM di Atena. Dan telah hidup selama 80 tahun dan meninggal pada tahun 347 SM. Plato berasal dari keluarga yang sudah secara turun menurun berperan penting dalam politik di Atena, ia berasal dari keluarga Aristokrasi.
Plato adalah murid dari Socrates. Pemikiran Plato lebih positif dan sistemis ketimbang ia kemudian mendirikan Akademi Athena pada tahun 387 SM, yang menjadikan akademi tersebut sebagai tempat di mana orang belajar filsafat dan dituntun menjadi filsuf, politisi, dan intelektual pada umumnya. Plato memiliki pemikiran yang amat sangat luas, itu semua dikarenakan kesukaannya terhadap membaca dan menulis banyak buku.Â
Sampai pada kematiannya, dan walaupun jaraknya sudah ber abad - abad, tetapi idenya dari hasil pemikirannya tetap ada hingga saat ini. Ajaran dan pemikirannya berada dalam tradisi pemikiran yang disebut "Platonisme".
Plato sebagai seorang filsuf melihat dan memikirkan banyak hal. Salah satu dari pemikirannya adalah mengenai kehidupan manusia yang dapat disebut sebagai "orang". "Hidup bahagia" dalam konteks pemikiran Yunani kuno mengacu pada kondisi primer atau ideal kehidupan, yang dalam filsafat Yunani sendiri disebut Arete. Arete sendiri jika dalam Bahasa Indonesia memiliki pengertian sebagai "sangat baik, cocok, unggul".
Penjelasan Teori Platon (Epithumia, Thumos, Logistikon)
Manusia adalah Jiwanya
Menurut Plato, identitas pada diri manusia adalah jiwanya sendiri. Harta manusia dapat berupa jiwa dan tubuh, tetapi jiwa lebih tinggi daripada tubuh. Tubuh hanyalah sebuah "tanda" dari jiwa. Dan Samsada adalah tanda aktivitas jiwa, tubuh. Bagi Plato, jiwa adalah esensi dari tubuh.Â
Tetapi "Jiwa" itu sendiri tidak bergerak sama sekali, karena inti manusialah yang menggerakkannya dari dirinya sendiri. Faktanya, semua yang kita anggap sebagai aktivitas fisik, contohnya seperti rasa lapar, rasa haus atau keinginan untuk marah yang mendorong kita untuk mencari makanan, keinginan untuk minum atau memukul seseorang, itu merupakan aktivitas yang sebenarnya digerakkan oleh jiwa.
Gambaran jiwa menurut Plato sendiri merupakan hal yang cukup rumit. Dalam penjelasannya ia menggunakan sebuah mitos dalam menggambarkan konsep jiwa. Mitos yang digunakan oleh Plato adalah mitos mengenai kereta terbang dan sais serta sepasang kuda.Â