Sekilas sikap optimisnya memberikan energi positif, tetapi apakah jika seseorang itu memiliki kemampuan dan prestasinya sudah banyak, tidak akan mengalami kegagalan?
Sikap optimis yang sesungguhnya adalah dengan merencanakan dengan matang, melihat potensi-potensi yang di miliki dan mengukur kemungkinan-kemungkinan kegagalan.
Dampak dari sikap optimis bias ini membuat seseorang tidak berusaha lebih maksimal lagi. Orang dengan optimisme bias ini justru cenderung tidak melakukan perubahan perilaku dan tidak berkembang untuk mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya.
2. Ilusi Kemungkinan
yaitu keyakinan seseorang merasa kecil kemungkinan dirinya akan mengalami hal-hal buruk. Dengan kata lain, probabilitas kecil hal buruk terjadi pada dirinya. Ini yang di Namakan ilusi kemungkinan, merasa optimis dan percaya bahwa dirinya tidak akan mengalami hal buruk.
Tali Sharot dalam TED Talk yang berjudul "The Optimism Bias", menjelaskan bahwa di Amerika tingkat penceraian mencapai 40% artinya lima pasangan suami-istri, dua di antaranya bercerai tetapi ketika bertanya kepada pengantin baru tentang kemungkinannya bercerai mereka menjawab 0% bahkan pengacara khusus perceraian juga terlalu optimis atas kemungkinan mereka bercerai. Hal ini terjadi karena kejadian tersebut jarang terjadi ketika berbicara soal perceraian, penyakit langkah, Tsunami, banjir bandang, dan sebagainya. Mayoritas orang merasa kalau diri mereka tidak akan berdampak karena memang kejadian tersebut tidak terjadi setiap hari.
Sikap optimis yang sesungguhnya adalah dengan mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang terjadi pada dirinya. Dengan mencoba mencari ilmu terkait agar tidak adanya permasalahan di kemudian hari. Karena sikap optimis itu seharusnya memberikan dampak baik dalam hidup kita bukan sebaliknya.
3. Ilusi Kontrol
yaitu ketika seseorang memiliki keyakinan berlebihan dapat mengendalikan situasi eksternal.
Sudah hampir 3 tahun pandemi berlalu. Namun, masih saja banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. Di kota besar seperti Jakarta, tidak sedikit masyarakat yang terlihat tidak mengenakan masker dalam melakukan kegiatan sehari-hari, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Hasil liputan oleh Nanyang Technological University yang telah melakukan survei di DKI Jakarta dan Surabaya telah menguatkan, yaitu banyak warga masyarakat yang mempercayai mereka tak akan tertular virus corona (Salman, 2020).
Dampak dari optimism bias ini yaitu dapat membuat seseorang meremehkan kemungkinan mereka tertular Covid-19 dan mengabaikan peringatan aturan-aturan kesehatan yang telah di buat oleh pemerintah.
Cara agar tidak terjebak Optimisme Bias
1. Membiasakan berpikir Analisa
Selalu bersikap waspada tehadap optimisme bias ini dengan membiasakan berpikir kritis dan analisa terhadap keputusan-keputusan sikap yang kita ambil.
Dengan berpikir yang cukup waktu maka keyakinan kita jadi bisa kita renungkan. Berhenti sejenak, merefleksi, aktif mencari sumber refensi yang mendukung terhadap keputusan kita. Â Optimisme yang rasional adalah menilai sesuatu dengan realistis dengan berpikir memakai data dan fakta dalam mengambiil keputusan.