Dari seni kintsugi kita belajar, memperbaiki pecahan keramik dengan vernis bubuk emas adalah proses tidak instan tapi membutuhkan beberapa tahapan.Â
Dalam mengalami kegagalan dan memperbaikinya kita mesti sanggup sabar dalam memperbaiki pecahan-pecahan kegagalan tersebut dengan bertahap dan secara perlahan-lahan dengan pikiran yang rasional. Dengan begitu kita mampu mengoptimalkan kekuatan yang kita miliki. Kita sebagai manusia yang diberikan nikmat akal, sudah sepatuhnya kita memperbaiki kegagalan dengan kerasionalan. Kita ambil pecahan-pecahan kegagalan tersebut dengan hati yang damai serta ikhlas.Â
Jika saat ini kamu berada di titik terendah dalam hidup, Bersyukurlah jika kamu sudah di titik terendah dalam hidup, karena tidak ada pilihan lain selain menuju titik tertinggi dengan mengambil hikmah kehidupan dari filosofi kintsugi.
Seni kintsugi mengajarkan kebijaksanaan dalam kehidupan. Bahwa pecahan-pecahan keramik yang rusak bukan dibuang namun dihormati dan diberi atensi lebih. Dalam ketidaksempurnaan hidup yang kita jalani, kita tidak perlu menolaknya dan segera bangkit untuk memperbaiki pecahan-pecahan tersebut hingga bermetafora menjadi versi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H