Di langit gelap, jauh bertabur,
Bintang kecil berbisik kabur.
Namun satu, tak biasa langkahnya,
Ia tinggal di rumah, di sudut dunia.
Jendela kaca jadi langitnya,
Berpijar terang, meski sederhana.
Mengintip malam dengan mata penuh,
Menghitung waktu, detik yang luluh.
Dinding-dinding tembok jadi teman,
Bercerita tentang hujan dan angan.
Meski tak terbang bebas meluas,
Ia temukan damai di rumah yang puas.
Oh, bintang rumah, tak perlu langit,
Cahayamu tetap hangat menggigit.
Di tengah redup kau tetap bersinar,
Penjaga malam, sang penentu damar.
Berima sunyi, tak terikat tata,
Bintang ini hidup di dalam kita.
Rumahnya hati, pijarnya cerita,
Selalu terang, tak kenal sirna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H