Mohon tunggu...
Juwilsi T. Rawung
Juwilsi T. Rawung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah Mahasiswa yang sedang mengejar masa depan Mari kita saling berbagi inspirasi dalam karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syair untuk Jiwa yang Terlupa

15 Januari 2025   19:42 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:42 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di palung sunyi malam mendayu,

Ada bisik yang hilang di tepian bayu.

Jiwa merintih di ujung waktu,

Mencari makna di ruang yang bisu.

Di sudut gelap bayangan melata,

Luka merajut tanpa kata.

Angin membawa serpihan asa,

Namun di mana cinta berpijar nyata?

Duhai jiwa, engkau terlupa,

Tertinggal dalam kabut dunia fana.

Mencari terang di balik maya,

Sedang cahaya bersemayam di dada.

Bangkitlah, wahai ruh yang renta,

Rengkuhlah fajar yang bersenda.

Biarkan gelisah jadi puisi,

Dan luka menjelma harmoni abadi.

Karena jiwa tak pernah benar-benar hilang,

Hanya terselubung bayang-bayang.

Di kedalaman hatimu yang tenang,

Ada semesta yang merindu pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun