Melukis kenangan yang fana belaka.
Namun pasir tak pernah bertahan,
Dibawa arus, hilang perlahan.
Begitulah kisah, tiada kekal,
Hanya bayang yang jadi bekal.
Ketika angin menulis di pasir,
Aku bertanya, siapa yang lahir?
Apakah luka, apakah cinta?
Ataukah cuma, hampa semata?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!