Ketika angin menulis di pasir,
Kata-kata lenyap, tak pernah getir.
Setiap jejak adalah rahasia,
Dibawa pergi tanpa sisa.
Ranting berbisik di tepi pantai,
Menyapa ombak yang terus merantai.
Langit jingga, perlahan pudar,
Mengukir senyap di ujung sadar.
Di balik hembus, ada cerita,
Tentang rindu yang tak bermata.
Angin bertutur tanpa suara,
Melukis kenangan yang fana belaka.
Namun pasir tak pernah bertahan,
Dibawa arus, hilang perlahan.
Begitulah kisah, tiada kekal,
Hanya bayang yang jadi bekal.
Ketika angin menulis di pasir,
Aku bertanya, siapa yang lahir?
Apakah luka, apakah cinta?
Ataukah cuma, hampa semata?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H