Terdapat beberapa faktor perlu dipertimbangkan saat Anda melakukan penyusutan aktiva/aset tetap,Â
- Harga Perolehan Aset (Acquisition Cost)Â
       Faktor pertama penentuan penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan aset, baik dalam kondisi baru atau bekas. Sebelum menghitung nominal penyusutan aset, Anda wajib mengetahui terlebih dulu berapa harga aktiva sebelum dimiliki perusahaan. Harga perolehan tersebut nantinya digunakan sebagai dasar depresiasi nilai aktiva tiap periode tertentu.
- Umur Ekonomis (Estimated Economic Life)
      Faktor berikutnya yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menghitung depresiasi adalah umur aktiva sampai nilai kegunaannya mencapai 0 atau diputuskan untuk dijual oleh perusahaan. Umur ekonomis aktiva dapat bervariasi tergantung jenisnya, mulai dari beberapa bulan hingga puluhan tahun.
- Nilai Residu
      Faktor terakhir dan terpenting dalam proses penyusutan aktiva tetap adalah nilai residu, yaitu nilai aktiva setelah dikurangi nominal depresiasi tiap periode tertentu. Nilai residu merupakan nilai akhir aset setelah mengalami pengurangan kualitas/kerusakan, sehingga nominalnya bisa mencapai Rp0 jika memang sudah tidak bisa dimanfaatkan.
- KESIMPULANÂ
     Ada berbagai metode penyusutan yang dapat digunakan, seperti metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan perusahaan harus memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.Â
Penyusutan atau depresiasi aktiva tetap adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan merupakan proses alokasi dari harga perolehan aktiva tetap berwujud selama periode yang menerima manfaat atas penggunaannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H